Harga Gula Pasir Melonjak, Tembus Rp18 Ribu Perkilogram

  • Bagikan
Ilustrasi/ Net

KOLAKAPOS, Kolaka -- Harga gula pasir di Kolaka mengalami kenaikan signifikan. Pantauan di sejumlah swalayan, harga gula curah yang biasanya dijual Rp13.500 kini naik menjadi Rp15.000 hingga Rp17.500 per kilogram. Sementara gula merek PSM naik dari Rp14.000 menjadi dihargai Rp18.000 per kilogram.

Manager Top Swalayan, Anto mengatakan kenaikan harga gula terjadi sejak bulan lalu. Selain gula curah dan PSM, kenaikan harga juga terjadi pada gula pasir merek Gulaku yang kini dibanderol Rp19.000 per kilogram. Padahal sebelumnya hanya Rp15.000 per kilogram. "Kenaikan harga gula pasir ini sejak akhir Februari 2020. Ini terjadi karena kurangnya stok gula pasir," ujarnya.

Menurut Anto, sangat kesulitan untuk mempertahankan penjualan dengan harga eceran tertinggi yang telah ditetapkan pemerintah. Karena harga yang diperoleh dari distributor juga mengalami kenaikan. "Penjualan juga kita batasi, kalau ada masyarakat (konsumen) yang membeli kita batasi maksimal dua kilogram," jelasnya.

Terpisah, Manager Alaska Swalayan, Ernita mengatakan kenaikan harga gula pasir sudah terjadi sejak akhir Januari lalu. Bahkan saat ini di Alaska sudah kehabisan stok gula pasir merek Gulaku. Sementara untuk gula curah stoknya sangat terbatas. "Kita ambil stok dari distributor di Makassar, tapi mahal memang harganya," ujarnya.

Sementara itu, Pelaksana tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kolaka, Zulkarnain mengatakan belum ada gejolak di pasaran walaupun terjadi kenaikan harga gula pasir.

Dia pun mengaku telah melakukan rapat koordinasi dengan beberapa instansi terkait menyikapi kelangkaan gula, dan bahan pokok lainnya. "Teman-teman sudah meninjau ke pasar, tapi belum ada gejolak. Bukan hanya gula, bahan pokoknya lainnya juga menjadi perhatian pemerintah," ujarnya di temui di ruangan kerjanya, kemarin (20/3).

Ia menyarankan, masyarakat seharusnya sudah bisa melakukan substitusi atau penggantian terhadap gula dengan menggunakan pemanis lainnya seperti madu. "Upaya melakukan operasi pasar belum terlalu mendesak untuk dilaksanakan sekarang ini," ucapnya. (kal)

  • Bagikan