KOLAKAPOS, Kolaka -- Wabah virus corona kian meresahkan, namun tidak mempengaruhi terhadap stok pangan yang ada diwilayah kabupaten Kolaka. Pasalnya Bulog Kolaka memastikan stok beras untuk wilayah kabupaten Kolaka masih kategori aman.
Kepala Bulog Kolaka Deni Narde mengatakan, stok beras dikabupaten Kolaka masih aman, sebab saat ini stok beras yang berada digudang Bulog mencapai 300 ton.
"Kalau sekarang yang ada digudang mencapai sekitar 300 ton bisa sampai akhir April dan kami akan tetap terus menyuplai beras jika sudah ada masa panen dan diawal Mei kita sudah akan panen raya di kabupaten Kolaka sehingga stok beras akan terus bertambah. Jadi stok beras kami masih aman, kalaupun juga kami ada kekurangan stok beras lokal ada stok cadangan khusus dimana stok skala nasional itu mencapai 5 juta ton. Jadi misalnya kami kekurangan akibat panen gagal kami akan disuplai dari Bulog ditempat lain," katanya saat ditemui media ini, Kamis (26/3).
Diakuinya saat ini, ada kenaikan harga beras dipasaran. Hal ini dikarenakan beras yang berasal dari Sulawesi Selatan (Sulsel) harganya cukup mahal, sehingga para pengecer menjual dengan harga yang tinggi.
"Memang kalau kita lihat dipasar ada kenaikan harga seperti yang kami tinjau bersama bapak bupati, dipasar itu memang ada beras yang dari Sulawesi Selatan memang harganya agak tinggiji mencapai Rp. 11.000 Perkilonya dan kalau saya tidak salah para pengecer membeli beras dari selatan itu sekitar Rp 490 ribu perkarungnya. Sementara kalau kami di Bulog harganya hanya Rp 410 ribu itu sudah termasuk biaya angkut. Jadi memang selisihnya jauh sehingga memang dipasar ada variasi harga sesuai jenis berasnya dan beras kami yang paling murah untuk dipasar-pasar dengan harga Rp. 8.500 perkilo dan harga paling tinggi untuk beras medium dari kami sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp. 9.000 sampai Rp. 9.400 perkilo," akunya.
Namun, kata Deni Narde, meski harga selisih jauh kan tetapi kualitas beras hampir sama dengan harga beras yang harganya tinggi. Karena kami dari Bulog juga selalu menjaga kualitas beras kami, hanya perbedaannya karena beras kami disimpan dulu digudang dari beras penyerapan dari para petani. Sedangkan beras yang dari Selatan beras yang baru selesai dipanen tapi kualitas sama yang membedakan itu umur simpan beras.
"Jadi masyarakat tidak usah resah dengan variasi harga karena kami dari Bulog meskipun harga beras terus naik harga kami tetap tidak mengalami perubahan," jelasnya.
Sementara untuk gula pasir, Deni mengakuh saat ini stok gula pasir belum masuk kategori aman, sebab stok gula pasir masih terbatas, meski demikian untuk konsumsi gula pasir dimasyarakat masih aman.
"Kalau untuk gula kami ada stok dua ton yang akan kami persiapkan pada saat kegiatan pasar murah yang kemungkinan bakal dilaksanakan pada bulan puasa mendatang. Akan tetapi untuk kategori aman belum bisa kita pastikan karena stok gula masih terbatas. Terkait harga untuk HET kami gula secara nasional yang diatur oleh Dinas perdagangan itu Rp. 12.500 perkilo namun karena kelangkaan gula para pengecer menjual sampai Rp. 18.000 ini disebabkan karena stok yang mereka beli mahal, andaikan mereka beli diBulog pasti harga tidak akan begitu mahal karena kami jualkan hanya Rp. 12.500 perkilonya. Dan ntuk konsumsi gula dengan jumlah dua ton itu masih bisa terpenuhi dikabupaten Kolaka, jika stok kami habis kami akan segera mengadakan kembali," tutupnya. (K9/c/hen)