KOLAKAPOSNEWS.COM, Kolaka -- Sebagai bentuk solidaritas antar sesama mahasiswa empat organisasi mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kolaka, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kolaka, Gerakan Pemuda Maherneis (GPM) Kolaka dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kolaka, menyambangi Mapolres Kolaka untuk melakukan aksi memperingati dan merefleksikan 1 tahun kematian 2 mahasiswa UHO yang meninggal saat unjuk rasa di Kendari.
Kedatangan aliansi mahasiswa tersebut diterima langsung oleh Kapolres Kolaka AKBP Saiful Mustofa, Rabu (30/9).
Ketua PMII Kolaka Brata Prakoso mengatakan, memasuki setahun kasus kematian sahabat mahasiswa UHO, proses hukumnya belum memuaskan. Pasalnya sampai saat ini kasus tersebut terkesan jalan di tempat dan tidak transparan.
"Kami anggap belum ada kejelasan terkait proses hukumnya seperti apa dan sudah sejauh mana, jikalau pelaku penembakan Randy sudah ditetapkan jadi tersangka, kami anggap lamban dan tidak transparansi ke publik, sehingga masih banyak lagi kasus yang belum terungkap. Belum lagi tindak kekerasan terhadap Yusuf, sehingga merenggang nyawa sampai hari ini belum juga ada kejelasan yang pasti siapa pelakunya dan seperti apa perkembangan penyelidikannya," katanya saat ditemui media ini.
Untuk itu, kata kader muda Tikonu ini, aksi solidaritas mahasiswa sengaja menyambangi Polres Kolaka dengan beberapa tuntutan, yakni Polres Kolaka bersama-sama aksi solidaritas mahasiswa Kolaka bersepakat mengawal Kapolda Sultra, dalam mengungkap kasus meninggalnya mahasiswa UHO sampai tuntas.
Selanjutnya, Kapolres Kolaka dan aksi solidaritas mahasiswa siap mengawal Polda Sultra, agar transparansi dalam menuntaskan kasus kematian Randy dan Yusuf. Apabila kasus Randy dan Yusuf ini tak kunjung dituntaskan, maka aksi solidaritas mahasiswa Kolaka bersepakat mensosialisasikan mosi tidak percaya pada Polri, karena dianggap tidak becus dalam menangani persoalan kasus terbunuhnya dua mahasiswa UHO.
"Apabila dalam satu bulan kedepannya belum ada juga progres kejelasan kasus tersebut, kami aksi solidaritas mahasiswa Kolaka kembali akan menyambangi Mapolres Kolaka, dengan masa aksi yang lebih besar," tegasnya.
Hal senada dikatakan Fajar Malik, ketua GMNI Kolaka ini menyatakan, banyak harapan terkait persoalan ini harus segera dituntaskan secepatnya. Pihaknya meminta agar Kapolda Sultra dicopot dari jabatannya, karena tidak becus dalam menangani kasus ini.
"Intinya harus segera dituntaskan," singkatnya. (k9/b)