Budidaya Udang Vaname Gunakan Teknologi ZWD Layak Dikembangkan

  • Bagikan

KOLAKAPOSNEWS.COM, Kolaka -- Usaha budidaya udang vaname belakangan ini pasang surut. Disatu sisi harganya yang cukup menjanjikan, disisi lain banyak kendala yang menjadi momok menakutkan bagi pengusaha tambak.

Akan tetapi, kisah sukses seseorang itu kuncinya adalah tekun dan kreatif. Seperti halnya menekuni budidaya udang ini, yang membuat Rahim terus berinovasi supaya bisa panen maksimal.

Terbukti setelah dosen Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka ini, membuat program kemitraan masyarakat (PKM) dengan menerapkan teknologi Zero Water Discharge (ZWD), pada budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei), di kelurahan Wolulu, kecamatan Watubangga, kabupaten Kolaka.

"Kegiatan program kemitraan masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan produksi udang vaname, dengan menerapkan teknologi zero water discharge pada proses budidaya, melalui peningkatan pengetahun dan keterampilan mitra kelompok tani dalam menerapkan teknologi dalam proses budidaya. Sistem zero water discharge adalah suatu sistem budidaya dengan meminimalisir pergantian air selam proses budidaya. Sistem ini memanfaatkan peran mikroba dalam siklus nutrient, khusunya siklus nitrogen pada media budidaya," jelas ketua tim program kemitraan masyarakat, Rahim S.Pi., M.Si, yang didampingi anggotanya Hj. Asni, S.Pi.,M.P dan Nursalam, S.P.,M.Si.

[caption id="attachment_88279" align="alignleft" width="506"] Panen udang ditambak (0,4 ha) hasil pendederan sistem ZWD.[/caption]

Rahim menambahkan, kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu sosialisasi dan penyuluhan, pelatihan, monitoring dan pendampingan. "Pada kegitan PKM ini, proses budidaya udang vaname menggunakan dua unit kolam terpal berukuran 4x5x1 meter dengan volume air 16 m3. Satu unit kolam ditebar udang vaname dengan padat tebar 400 ekor/m3 dan satu lainnya dengan padat tebar 250 ekor/m3. Proses budidaya akan dilakukan selama 90 hari, namun karena adanya masalah yang ditemukan pada hari ke 58 pada masing-masing kolam, maka proses budidaya dihentikan dan udangnya dipanen lebih awal. Data yang dijumpai menunjukkan tingkat kelangsungan hidup udang vaname 65-70 persen dan berat akhir mencapai 3-4 gram/ekor. Hasil ini tentu masih diluar dari apa yang diharapakan, sehingga perbaikan sistem ZWD selama proses budidaya masih perlu ditingkatkan," ungkapnya.

Diakuinya, masalah yang dijumpai selama proses budidaya yaitu tingginya partikel organik pada media budiaya setelah hari ke 40, upaya yang perlu dilakukan kedepannya adalah dengan mengurangi padat tebar dan meningkatkan proses penyimpanan, serta pembuatan filter agar kualitas air selama proses budidaya tetap berada pada kondisi optimal, untuk mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang vaname.

"Untuk mengatasi masalah yang ada, kegiatan PKM tetap dilanjutkan dengan melakukan pendederan dan pembesaran udang vaname dengan sistem ZWD. Pada kolam I dilakukan pendederan udang vaname sebanyak 17.500 ekor dan kolam II dilakukan pembesaran udang vaname sebanyak 2.500 ekor. Pendederan sistem ZWD dilakukan selama 24 hari dan dipindahkan ke tambak dengan luas 0,4 ha, dengan masa pemeliharaan 42 hari. Hasil panen dari pendederan udang vaname kolam terpal sistem ZWD sebanyak 215 kilogram, size udang berkisar 8-11 gram/ekor. Sedangkan pada pembesaran udang vaname sistem ZWD pada umur 66 hari beratnya masih dikisaran 4-6 gram/ekor. Dari dua metode yang diterapkan pada kegiatan PKM ini, metode pendederan dengan sistem ZWD layak untuk dikembangkan, karena lebih menguntungkan dan dapat mengurangi resiko serangan penyakit pada udang vaname," jelasnya.

Rahim berharap, kegiatan yang dilaksanakan mendapatkan suport dari pemerintah daerah, agar dalam membudidayakan udang vaname semakin berkembang, sehingga bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Harapan dari kegiatan PKM ini adalah perlunya tindak lanjut kegiatan ini dalam skala lebih besar dan mendapat dukungan dari pemerintah daerah, sehingga hasil budidaya udang vaname dapat meningkatkan kesejahteraan petani tambak di Kolaka. Faktor lain yang mendukung keberhasilan program ini, adalah lokasi budidaya harus berada pada lingkungan perairan yang sehat dengan tinggkat penyebaran penyakit udang yang rendah," imbuhnya.

Tak luput pihaknya juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung program ini.

"Kami tim PKM Fakultas Pertanian, Perikanan dan Peternakan USN Kolaka, mengucapkan banyak terimakasih kepada KemenRistekDikti yang telah mendanai kegiatan ini, pihak LP2M USN Kolaka yang telah memfasilitasi kegiatan PKM, kepada kelompok tani Ombo Mandiri kelurahan Wolulu kecamatan Watubangga sebagai mitra kegiatan PKM, serta kepada Pemerintah Kabupaten Kolaka dan Kelurahan Wolulu Kecamatan Watubangga yang telah memberikan izin pelaksanaan kegiatan PKM ini ditengah pandemi Covic-19," tutupnya. (k9/b)

  • Bagikan