- Sekretariat DPRD Kolaka Semakin Inovatif
KOLAKAPOSNEWS.COM, Kolaka - Kesuksesan dan optimalisasi kinerja legislatif dalam menjalankan tugas dan fungsinya di parlemen, tak lepas dari kepiawaian tim kerja kesekretariatan lembaga tersebut. Mereka menjadi garda terdepan keberhasilan parlemen meskipun bekerja optimal di balik layar. Seperti kecakapan Sekretariat DPRD Kolaka yang kian inovatif dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Tentunya, kreativitas dan inovasi kelembagaan sangat dipengaruhi oleh kecakapan nakhodanya. Siapa yang tidak kenal dengan salah satu birokrat handal dan cerdas dari wilayah selatan Kabupaten Kolaka. Ya, dia adalah Sairman. Pria kelahiran Wundulako, 15 Januari 1968 ini punya segudang pengalaman di birokrasi pemerintahan.
Sairman dipercayakan oleh Bupati dan Wakil Bupati Kolaka sebagai Sekretaris DPRD Kolaka pada April 2022 lalu. Di bawah kepemimpinannya, kini Sekretariat DPRD Kolaka lebih inovatif dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Yakni, menyelenggarakan administrasi kesekretariatan dan keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, serta menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh legislator dalam melaksanakan hak dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan.
"Semua fungsi DPRD itu dimediasi oleh Sekretariat DPRD. Selain itu, kami juga punya tugas pokok untuk melaksanakan hubungan eksternal, utamanya dalam rangka sinkronisasi antara pemerintah daerah dengan DPRD, termasuk singkronisasi perencanaan- perencanaan. Intinya, kami (kesekretariatan) adalah mediator untuk mewujudkan fungsi-fungsi DPRD, berjalan sesuai yang diharapkan bersama" kata Sairman.
Selama menjabat Sekwan, tidak ada kendala yang dihadapi oleh mantan Camat Pomalaa itu. Kalau pun terjadi dinamika antara legislatif dan eksekutif, ia selalu menyesuaikan agar semua terhubung dengan baik. Sehingga antara program pemerintah daerah dan DPRD selalu sinkronisasi, dalam arti sinkron program hingga sinkron jadwal kegiatan.
"Kita harapkan adalah semua tahapan-tahapan rapat di DPRD itu bisa tuntas dengan baik. Selain itu, kami juga berusaha optimal melaksanakan tahapan persidangan di DPRD. Ketetapan waktu pelaksanaan tahapan punya poin tersendiri. Misalnya, pembahasan rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA dan PPAS) APBD. Itu ada tahapannya, tidak boleh lewat dari minggu kedua Agustus, kalau kita mau dapat nilai. Tapi kalau lewat waktunya tidak dapat apa-apa disitu. Tidak semua daerah bisa lakukan itu. Inilah yang namanya sinkronisasi, karena kalau tidak sinkron maka tidak bisa kita laksanakan rapat paripurna. Jadi ketika ada nilai berarti sumber-sumber keuangan dari pusat seperti DID (dana insentif daerah) kita punya peluang untuk mendapatkan itu,"
jelasnya.
Suami Hj. Sulhaidah ini menuturkan, pada hakikatnya jika ada pembahasan anggaran yang dilaksanakan tepat waktu dan ditetapkan atau disetujui, berarti fungsi mediasi yang dilaksanakan oleh sekretariat berjalan dengan baik. "Alhamdulillah, kita di DPRD Kolaka selama ini laksanakan paripurna selalu tepat waktu," ucapnya.
Perjuangan Sairman hingga di titik saat ini tidak mudah. Beragam inovasi dilakukannya agar fungsi sekretariat berjalan maksimal. Salah satu gebrakannya adalah membedah "lokomotif" yang ada di sekretariat dewan. Hal itu dilakukannya karena yang kerja ekstra menjalankan fungsi mediasi adalah staf. Jadi, ketika kerja staf tidak beres maka fungsi mediasi tidak bisa berjalan baik.
"Makanya hal pertama yang saya lakukan adalah memperbaiki sumber daya manusia (SDM) yang ada di sekretariat. Kalau SDM-nya sudah bagus tentu pekerjaan semakin mudah, karena mereka sudah paham tugas masing-masing. Tapi kalau SDM-nya kurang bagus dan pasti kacau, karena tugasnya saja dia tidak tahu apa mau dibikin. Sehingga banyak kebijakan yang kita lakukan, bahwa teman-teman ini silahkan kita keluar studi banding di daerah lain, konsultasi dan pertanyakan bagaimana pelaksanaan mediasi yang dilakukan berdasarkan tupoksi. Minimal kita ambil pembanding dua kantor, kemudian kita kembali dan simpulkan," ungkapnya.
Selain pertemuan-pertemuan formal, Sairman juga menggagas pertemuan non formal yang dikemas dalam suasana santai. "Untuk pertemuan non formal kita sediakan tempat yang diberi nama Panggung DPRD. Di tempat ini kita banyak bahas tentang tugas. Itukan inovasi juga, jadi disitu kita duduk bersama sambil ngopi dan merokok, kemudian bahas tugas, selesai," bebernya.
"Memang itu kita mendudukkan suatu masalah tidak sembarangan. Ketika kita berbuat, tentu ada maknanya. Kemudian kalau teman- teman mau shalat kan sudah ada Mushola, tidak jauh-jauh lagi menyebrang ke sebelah (kantor Bupati Kolaka, red). Kita lihat juga bersama alhamdulillah sudah cerah ini kantor. Kenapa dia cerah? Karena ada sumber daya yang bergerak optimal. Karena biar juga ada sumber daya bergerak tapi tidak optimal pasti masih begitu-begitu saja," tambahnya.
Kemudian yang tak kalah pentingnya kata alumni Magister Manajemen Universitas Muslim Indonesia Makassar ini, ketika berbicara terobosan tentunya bagaimana staf ahli yang ada di DPRD Kolaka bisa memberikan sumbangsih pemikiran. "Contonya staf ahli yang ada sekarang saya selalu duduk bersama membahas tugas-tugas. Semua itu kita berdayakan, karena tidak ada manusia yang pintar kalau hanya berpikir dan bekerja sendiri. Makanya kita harus cerdas menggunakan potensi-potensi yang ada," pungkasnya.
Kini, kinerja Sekretariat DPRD Kolaka menjadi percontohan bagi daerah lain. Pada Maret 2023 lalu, rombongan DPRD Kabupaten Tojo Una-Una, Provinsi Sulawesi Tengah datang belajar tentang pelaksanaan program kerja di DPRD Kolaka. (wir/adv)