Pj. Gubernur Apresiasi Jalan Sehat LAT, ABR: Suku Tolaki Menghargai Perbedaan, Mengajarkan Toleransi

  • Bagikan
Pj. Gubernur Sultra, Komjen Pol (Purn) Dr (HC) Andap Budhi Revianto, SIK, MH., (kelima kiri) bersama petinggi LAT Sultra Lukman Abunawas (kedua kanan), Masyhur Masie Abunawas (keempat kiri) serta Pj Walikota Kendari Asmawa Tosepu (ketiga kanan) dan Ketua DPRD Kota Kendari (kanan) dalam jalan sehat LAT Kendari, Minggu (17/9).

KOLAKAPOSNEWS.COM, KENDARI - Lembaga Adat Tolaki (LAT) menggelar jalan sehat, Minggu (17/9/2023). Ribuan warga turut meramaikan jalan sehat yang bertemakan "Lembaga Adat Tolaki Membangun Peohai'a (kekerabatan) untuk Kota Kendari yang Aman dan Nyaman". Pj. Gubernur Sultra, Komjen Pol (Purn) Dr. (HC) Andap Budhi Revianto (ABR), SIK, MH., dan sejumlah pejabat daerah turut hadir dalam kegiatan tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Pj. Gubernur Sultra mengapresiasi  jalan sehat yang diinisiasi LAT Kota Kendari. Momentum jalan sehat tersebut menjadi sarana memperkokoh silaturahmi seluruh masyarakat Kota Kendari yang begitu heterogen, sekaligus masih menjadi rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 78 Kemerdekaan Negara Republik Indonesia (RI). Tentunya, dengan jalan sehat itu, LAT mengajak seluruh masyarakat untuk hidup sehat pada masa transisi Pandemi ke Endemi covid 19.

"Jalan sehat ini masih menjadi rangkaian kegiatan memeriahkan HUT ke 78 Kemerdekaan RI. Jika kita menelaah, Pancasila digali oleh Bung Karno dari Bumi Indonesia. Pancasila adalah taman sari adat istiadat dan suku bangsa di Indonesia. Salah satunya, tentu saja dari Suku Tolaki," ungkap Andap Budhi Revianto.

Sekjen Kemenkumham RI itu menambahkan, keragaman adat istiadat dan suku memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang menjadi sumber pengetahuan masa kini dan masa yang akan datang. Andap menilai, masyarakat Suku Tolaki sangat menjunjung tinggi adat istiadat dalam simpul Kalosara. Apabila tatanan adat dan budaya Kalosara dapat diimplementasikan dengan baik dalam kehidupan dan tidak tergerus oleh perubahan zaman, maka segala persoalan bisa diselesaikan dengan "Kalosara" dan tatanan kehidupan berjalan dengan baik.

"Inae Konasara Ie'e Pinesara, Inae Liasara Ie'e Pinekasara: Siapa yang menghargai adat dia akan dimuliakan, siapa yang tidak menghargai adat maka dia tidak akan dihargai dan akan terkena sanksi. Leundo ato mekainggae mepoko'aso wangu'i wonua pine awosendo Sulawesi Tenggara: Mari kita bergandengan tangan untuk membangun dan membesarkan Sulawesi Tenggara," ajak Andap Budhi Revianto.

"Leundo ato wangu'i wonuando meronga ronga ano morini ronga monapa: Mari kita bangun daerah kita bersama-sama dengan mewujudkan kobdisi yang akan, damai, dan kondusif sehingga terselenggara pembangunan nasional di Sultra," tambahnya.

Mantan Kapolda Sultra itu menambahkan, identitas kesukuan itu penting untuk mengingatkan dari mana asal usul orang tersebut. Sehingga masyarakat tidak lupa jati dirinya. Memiliki mental dan karakter yang kuat dalam menghdapi modernisasi. Namun, dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,kebanggan atas asal suku jangan sampai membuat diri terjebak dalam politik identitas. 

"Saya yakin, nilai-nilai Suku Tolaki justru menghargai perbedaan, mengajarkan toleransi, dan harmoni dalam keberagaman. Saya percaya, nilai-nilai kearifan lokal leluhur Tolaki akan menjadi sumber inspirasi, energi positif, sekaligus kekuatan untuk membangun Sultra," ungkap Andap. (*)

  • Bagikan