Berqurban: Menyembelih Sifat Ego, Angkuh dan Sombong

  • Bagikan

Oleh

Komjen Pol (P) Dr (HC) Andap Budhi Revianto, SIK., MH.

Pj. Gubernur Sulawesi Tenggara

Ketika Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih anak semata wayangnya dari Siti Hajar, keresahan hati berkecamuk. Ujiannya begitu berat. Menjadikan anak yang dicintainya sebagai qurban. 

Meskipun ujian itu sangat lah berat, bahkan mustahil bisa dilakukan oleh manusia biasa, namun Nabi Ibrahim lebih taat kepada perintah Sang Khalik. Bahkan Nabi Ismail merasa bahagia menjadi pilihan dalam persembahan qurban tersebut. Titah Sang Pencipta pun dijalankan oleh Nabi Ibrabim dan Nabi Ismail.

Namun, Allah Maha Adil. Maha Bijaksana. Maha Pengasih. Maha Penyayang. Dalam sekejab leher Nabi Ismail digantikan seekor domba. Mukjizat yang begitu agung dan luar biasa.

Kondisi itu menunjukkan, kecintaan seorang hamba kepada Allah tidak akan mengalahkan maha cintanya Allah terhadap hambaNya. Maha Pengasih. Maha Penyayang. Cinta Allah terhadap makhlukNya tanpa batas. Ibadah qurban hanya sebuah ujian kecil untuk menunjukkan kecintaan seorang hamba kepada Allah SWT.

Kata qurban berasal dari bahasa Arab:  qaraba; yuqaribu; qurbanan; qaribun; yang artinya dekat. Secara istilah, makna qurban berarti kita berusaha menyingkirkan hal-hal yang dapat menghalangi upaya mendekatkan diri kita pada Allah SWT. 

Penghalang untuk mendekatkan diri dalam bentuknya, seperti sifat ego, sombong, angkuh, nafsu, cinta kekuasaan, cinta harta-benda dan lain-lainnya secara berlebihan.

Dalam konteks Idhul Adha, pesan mendasar dalam perintah Allah SWT agar kita tidak tersesat dalam menjalani dinamika hidup. Untuk itu, kita harus selalu menjalin kedekatan dengan Allah SWT dan merasakan kebersamaan dengan-Nya setiap saat. 

Karena kita mudah sekali teperdaya oleh kenikmatan sesaat yang dijumpai dalam perjalanan hidupnya, maka Allah SWT memberikan metode dan bimbingan untuk selalu melihat kompas kehidupan berupa shalat dan dzikir agar kapal kehidupan tidak salah arah.

Selamat Iduladha. Semoga kita bisa meneladani ketaatan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Semoga kita bisa menyembelih sifat ego, sombong, angkuh, nafsu, cinta kekuasaan, cinta harta-benda dan cinta dunia secara berlebihan. (@br)

  • Bagikan