Salah satu contoh perusahaan tambang yang berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan yakni PT. Antam UBPN Konawe Utara (Konut). Antam Konut menggandeng Pusat Penelitian Lingkungan Hidup-Sumber Daya Energi Universitas Halu Oleo (PPLH-KSE UHO) untuk melakukan Pemantauan Lingkungan Hidup: Flora, Fauna, dan Biota Air. PT. Antam telah menegaskan komitmennya terhadap kelestarian lingkungan.
Kerjasama ini dimulai sejak tahun 2023 dan difokuskan pada pemantauan lingkungan hidup yang mencakup flora, fauna, dan biota air di sekitar wilayah operasional PT. Antam. Melalui kolaborasi ini, PT. Antam dan PPLH-KSE UHO berupaya untuk memastikan bahwa kegiatan pertambangan tidak hanya mematuhi regulasi lingkungan, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian ekosistem baik di darat maupun di laut. Dalam pelaksanaan pemantauan tersebut PPLH-KSE UHO disupport penuh oleh Health Safety Environment (HSE) Manager PT. Antam UBPN Konut, Umar Bahidin.
Salah satu aspek penting dari pemantauan ini adalah sejauh mana PT. Antam melakukan pengelolaan sesuai komitmen dalam dokumen RKL/RPL. Untuk memastikan komitmen tersebut, PT. Antam bersama PPLH-KSE UHO melakukan survei rutin dalam mengidentifikasi dan memantau kondisi flora, fauna, dan biota air di sekitar wilayah operasional penambangan mereka. Tujuannya, menjaga keanekaragaman hayati dan mencegah degradasi lingkungan. Selain itu, program rehabilitasi lahan pasca-tambang juga dilaksanakan dengan penanaman kembali spesies tanaman asli untuk memulihkan ekosistem yang terganggu dan menjaga keseimbangan ekologis.
Sedangkan pemantauan fauna juga dilakukan melalui pengamatan populasi satwa liar dan identifikasi spesies yang terancam punah atau dilindungi. Data yang diperoleh digunakan untuk mengembangkan strategi konservasi yang efektif. Sementara itu, pemantauan biota air meliputi kondisi keanekaragaman hayati dalam ekosistem perairan seperti terumbu karang dan lamun. Ini penting untuk memastikan bahwa aktivitas pertambangan tidak mencemari sumber air dan merusak habitat akuatik. Langkah ini bukan hanya berkontribusi menjaga keseimbangan lingkungan, tetapi juga berkontribusi pada penelitian dan pengembangan metode konservasi yang berkelanjutan.
Selain itu, implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) secara benar juga sangat penting. CSR telah berkembang menjadi konsep yang mencakup lebih dari sekadar kesejahteraan ekonomi. Di era saat ini, perusahaan-perusahaan mulai menyadari pentingnya memperhatikan aspek kesejahteraan lingkungan dan sosial dalam operasional bisnis mereka. Melalui berbagai inisiatif CSR, perusahaan berusaha tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar, tetapi juga untuk menjamin keberlanjutan lingkungan.
Selain itu, CSR yang efektif juga harus menjamin ketahanan komunitas yang berkelanjutan. Ketahanan komunitas mencakup kemampuan masyarakat untuk menghadapi dan pulih dari berbagai tantangan, termasuk bencana alam dan perubahan iklim. Perusahaan dapat berperan dalam meningkatkan ketahanan komunitas dengan mendukung program-program pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. Misalnya, pelatihan keterampilan bagi penduduk setempat atau pembangunan fasilitas umum yang ramah lingkungan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memperkuat daya tahan mereka terhadap berbagai ancaman.
Dengan mengintegrasikan kesejahteraan ekonomi, keberlanjutan lingkungan, dan ketahanan komunitas dalam program CSR, perusahaan tidak hanya memperbaiki citra mereka di mata publik, tetapi juga membangun hubungan yang lebih kuat dengan komunitas di sekitar mereka. Ini menciptakan situasi win-win dimana perusahaan dapat mencapai tujuan bisnis mereka sambil memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan demikian, CSR yang holistik menjadi kunci untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan yang menyeluruh.
Corporate Social Responsibility (CSR) yang efektif harus didasarkan pada kajian Environmental Social ImpactAssessment (ESIA). ESIA merupakan alat penting untuk mengidentifikasi, memprediksi, dan mengelola dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari aktivitas perusahaan. Dengan merujuk pada kajian ESIA, perusahaan dapat memastikan bahwa program CSR mereka tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga melindungi lingkungan dan mendukung kesejahteraan sosial.
Di banyak negara, ESIA mengikuti pedoman dan standar internasional seperti yang ditetapkan oleh Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC), atau organisasi internasional lainnya. Proses ESIA seringkali mencakup penilaian yang lebih mendalam dan memerlukan keterlibatan lebih luas dari pemangku kepentingan. Fokus utama ESIA, selain dampak lingkungan, ESIA juga mencakup penilaian dampak sosial yang akan mempengaruhi masyarakat lokal, termasuk dampak terhadap kesehatan, hak asasi manusia, pemetaan stakeholder, mata pencaharian, dan aspek sosial lainnya.
Di Indonesia, umumnya menggunakan dokumen análisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) diatur oleh peraturan pemerintah dan prosesnya melibatkan berbagai tahapan, termasuk pengumuman publik, konsultasi dengan masyarakat yang terkena dampak, dan penilaian oleh komisi penilai Amdal. Fokus utama mencakup identifikasi, prediksi, dan evaluasi dampak potensial terhadap lingkungan, serta langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi dampak negatif. Dengan mendesain program CSR berdasarkan kajian dampak dan pemetaan sosial, ekonomi dan lingkungan, ini membantu perusahaan dalam mengambil keputusan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, serta membangun kepercayaan dan dukungan dari masyarakat sekitar. ([email protected].)