Naik perahu di sungai bersih
Ikan berenang tenang menari
Pemimpin Sultra masa mendatang
Jangan biarkan Bumi Anoa bersedih
Besok,Rabu 27 Nopember 2024 menjadi puncak pesta demokrasi. Serentak, rakyat Indonesia akan menentukan pemimpinnya yang akan menakhodai pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak untuk memilih gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, maupun walikota dan wakil walikota.
Lahir Pemimpin yang Diharapkan
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sulawesi Tenggara (Sutra) 2024 bukan sekadar memilih pemimpin, tetapi menentukan arah masa depan daerah, khususnya sektor lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Sulawesi Tenggara menjadi lumbung tambang. Incaran bagi investor "pemburu" sumber daya mineral. Sektor kebanggaan pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam meraup Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Tahun 2023, sektor pertambangan mineral dan batubara (Minerba) menyumbang PNBP sebesar Rp 173 triliun atau 58 persen dari total PNBP sektor ESDM. Tahun 2024, ditarget PNBP sektor ESDM sebesar Rp 227,3 triliun. Sektor pertambangan juga membangun mimpi bagi rakyat bisa menyulap peningkatan kesejahteraan dengan kehadiran perusahaan-perusahaan tambang itu.
Namun, isu kerusakan lingkungan akibat aktivitas tambang yang tidak terkendali, alih fungsi lahan yang masif, serta minimnya inisiatif pelestarian lingkungan juga menjadi dampak yang tak bisa dihindari. Efek kehadiran perusahaan tambang harus menjadi perhatian utama. Untuk menjawabnya, Sutra membutuhkan figur yang tidak hanya cerdas dan berintegritas, tetapi juga memiliki visi keberlanjutan, seorang green leader yang mampu membawa perubahan nyata.
Green leader adalah pemimpin yang memiliki visi, komitmen, dan tindakan nyata untuk menjaga keberlanjutan lingkungan hidup. Mereka mengintegrasikan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan ke dalam kebijakan dan program pembangunan tanpa mengabaikan kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat. Green leader tidak hanya fokus pada pertumbuhan jangka pendek, tetapi juga pada dampak jangka panjang bagi ekosistem dan generasi mendatang.
Fenomena pemimpin daerah yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi jangka pendek tanpa memedulikan dampaknya pada lingkungan masih menjadi ego politik. Kawasan Sulawesi Tenggara yang kaya akan sumber daya nikel memang memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, aktivitas tambang ini sering kali diiringi oleh masalah lingkungan, seperti pencemaran air, degradasi lahan, dan hilangnya biodiversitas. Pemimpin daerah harus mampu menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan agar manfaatnya tidak hanya dirasakan hari ini, tetapi juga oleh generasi mendatang.
Calon pemimpin memerlukan visi yang jauh ke depan serta keberanian untuk mengambil kebijakan yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Sebagai contoh, pengelolaan sumber daya nikel yang menjadi andalan ekonomi Sulawesi Tenggara harus disertai dengan regulasi ketat yang memastikan aktivitas tambang tidak merusak ekosistem lokal, seperti hutan dan sumber air. Kebijakan ini tidak hanya melindungi lingkungan, tetapi juga menjamin keberlanjutan ekonomi dari sektor lain seperti pertanian dan perikanan yang sangat bergantung pada kesehatan lingkungan.
Implemntasi kebijakan juga memerlukan penguatan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Pemimpin daerah harus menjadi fasilitator yang mampu menggalang komitmen bersama dari para stakeholder untuk menjaga lingkungan. Misalnya, dengan mendorong perusahaan tambang untuk menerapkan praktik pertambangan berwawasan lingkungan, seperti reklamasi lahan pasca-tambang dan pengelolaan limbah yang bertanggung jawab. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi dapat tetap berjalan tanpa mengorbankan kelestarian alam yang menjadi penopang kehidupan masyarakat di masa depan.
Di sisi lain, partisipasi masyarakat dalam memilih pemimpin yang berkomitmen pada isu lingkungan masih minim. Banyak yang terjebak dalam janji-janji manis yang tidak berdampak nyata. Kesadaran kolektif untuk memilih pemimpin yang peduli lingkungan menjadi tantangan besar. Maka, upaya mendorong narasi keberlanjutan perlu terus digalakkan, agar masyarakat sadar bahwa pilihan mereka menentukan masa depan generasi berikutnya.
Pelibatan semua pihak, termasuk pemerintah, perusahaan tambang, akademisi, dan masyarakat lokal, menjadi kunci dalam menangani persoalan lingkungan di Sutra. Pendekatan kolaboratif ini memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil mencerminkan kepentingan bersama, baik dari sisi ekonomi maupun pelestarian alam. Para stakeholder harus duduk bersama untuk menciptakan solusi yang tidak hanya menguntungkan industri, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem di wilayah tersebut.
Solusi Menuju Kepemimpinan Hijau
Pertama, Sutra membutuhkan platform debat publik yang memprioritaskan isu lingkungan. Setiap calon pemimpin harus memaparkan program konkrit untuk pelestarian alam, pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan, dan mitigasi dampak perubahan iklim. Dengan begitu, masyarakat dapat menilai siapa yang benar-benar berkomitmen pada keberlanjutan.
Kedua, edukasi pemilih harus menjadi prioritas. Media, lembaga pendidikan, dan komunitas lingkungan harus berkolaborasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilih pemimpin yang berorientasi hijau. Pemimpin yang mengajak generasi muda yang kompeten, dan cerdas sebagai agen perubahan, gerakan ini dapat menciptakan gelombang baru yang menjadikan keberlanjutan sebagai kriteria utama dalam Pilkada.
Ketiga, penerapan teknologi digital dapat menjadi solusi dalam mengawasi dan meningkatkan transparansi pengelolaan lingkungan. Dengan memanfaatkan aplikasi berbasis data, masyarakat dan pemerintah dapat memantau aktivitas pertambangan, tingkat pencemaran, dan kondisi lingkungan secara real-time. Teknologi ini juga memungkinkan masyarakat untuk melaporkan pelanggaran lingkungan dengan lebih mudah, sehingga memacu akuntabilitas para stakeholder.
Keempat, perlu adanya dukungan program pelatihan dan pengembangan kapasitas masyarakat lokal untuk memahami isu lingkungan dan solusi berkelanjutan. Melalui pelatihan berbasis teknologi, seperti webinar dan aplikasi edukasi, masyarakat dapat lebih siap berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan serta memiliki keterampilan yang relevan untuk mendukung ekonomi hijau.
Kelima, membangun kolaborasi semua pihak dalam bingkai penyadaran isu-isu lingkungan. Media, lembaga pendidikan, dan komunitas lingkungan harus berkolaborasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya memilih pemimpin yang berorientasi hijau. Selain itu, pengembangan jaringan kerja sama antar daerah dan internasional yang berfokus pada keberlanjutan dapat memberikan inspirasi dan dukungan bagi Sutra. Teknologi digital dapat digunakan untuk berbagi praktik terbaik, seperti melalui platform virtual yang menghubungkan pemerintah daerah, komunitas, dan akademisi dari berbagai belahan dunia. Dengan demikian, Sutra dapat mempercepat penerapan inovasi lingkungan yang terbukti efektif di tempat lain. Dengan menggandeng generasi muda sebagai agen perubahan, gerakan ini dapat menciptakan gelombang baru yang menjadikan keberlanjutan sebagai kriteria utama dalam Pilkada.
Mari jadikan Pilkada Sutra 2024 sebagai momentum untuk menghadirkan green leadership yang tidak hanya membawa kesejahteraan, tetapi juga menjaga harmoni antara manusia dan alam. Pemimpin kita adalah cerminan dari visi yang kita harapkan; saatnya memilih untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Meski penambang menari di atas kekayaan alam Sulawesi Tenggara, namun jangan biarkan mereka hanya meninggalkan kubangan dan kerusakan lingkungan. Cukuplah mereka bermandikan harta dari perut Bumi Anoa, namun jangan biarkan mereka hanya menjanjikan mimpi indah bagi rakyat. Jangan biarkan mereka meninggalkan ratapan dan air mata bagi generasi Sulawesi Tenggara di masa mendatang. Hanya green leadership dengan visi yang jelas dan tegas bisa membangkitkan senyum bahagia anak cucu kita. ([email protected].)