KOLAKAPOSNEWS.COM, Konsel - Sebuah tonggak penting tercatat dalam sejarah industri perkapalan di Sulawesi Tenggara (Sultra). PT Sumber Mandiri Shipyard (SMS) resmi memulai pembangunan kapal perdana dengan seremoni peletakan lunas di kawasan galangan milik perusahaan di Lapuko, Kamis (12/6).
Kegiatan ini bukan sekadar seremoni simbolik, melainkan penanda dimulainya pembangunan fisik kapal pertama oleh PT SMS yang berada di bawah koordinasi Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Lapuko. Pembangunan ini dinilai penting dalam mendukung kapasitas operasional galangan kapal di wilayah yang selama ini belum banyak tersentuh industri perkapalan modern.
Commercial PT Sumber Mandiri Shipyard, Zainal menjelaskan bahwa kapal yang mulai dibangun tersebut adalah jenis tugboat, kapal kecil bertenaga besar yang berfungsi untuk menarik atau mendorong kapal lain, khususnya saat proses docking maupun uji pelayaran (sea trial). "Kapal ini dibangun untuk mendukung aktivitas internal galangan kami sendiri. Tugboat ini akan digunakan untuk menarik kapal yang akan atau sedang berada di atas dock, serta membantu pengujian kapal sebelum diserahterimakan," bebernya.
Ia menambahkan, proyek ini juga menjadi batu loncatan bagi PT SMS dalam merintis pembangunan kapal komersial. Salah satunya adalah rencana pembangunan kapal tongkang untuk kebutuhan pengangkutan komoditas. "Kami memang punya rencana untuk membangun kapal tongkang, tapi kami menyadari bahwa tantangannya cukup besar, terutama dari sisi biaya. Di Sultra, biaya mobilisasi material sangat tinggi karena sebagian besar harus didatangkan dari luar daerah," jelasnya.
Menurutnya, kondisi ini berbeda jauh dengan wilayah seperti Batam yang memiliki ekosistem industri perkapalan yang lebih matang. "Kalau di Batam, banyak pabrik material berada dalam satu kawasan industri, sehingga biaya logistik bisa ditekan. Di sini, kami harus memikirkan lebih banyak aspek, baik itu biaya, waktu, maupun ketersediaan tenaga kerja terampil," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Zainal mengatakan bahwa pembangunan kapal tugboat ini juga menjadi simbol semangat baru bagi PT SMS dalam menapaki bisnis industri perkapalan yang lebih serius dan berorientasi jangka panjang. "Kami tidak ingin berhenti di proyek ini saja. Ini langkah awal kami. Ke depan, kami ingin menjadikan galangan ini sebagai pusat pembangunan kapal di wilayah timur, termasuk tongkang dan jenis lainnya yang bisa menopang kebutuhan logistik dan pertambangan di kawasan ini," tutup Zainal.
Kepala UPP Kelas III Lapuko, Nurbaya melalui Asisten Pejabat Pemeriksa Keselamatan Kapal, Erwin menyatakan bahwa pihaknya memberikan perhatian serius terhadap pembangunan kapal ini. Pasalnya, ini merupakan pembangunan kapal perdana di wilayah kerja UPP Lapuko. "Ini adalah proyek pembangunan kapal pertama yang dilakukan di wilayah Lapuko, dan tentu kami melakukan pengawasan ketat agar seluruh prosesnya memenuhi standar keselamatan dan teknis sesuai regulasi," kata Erwin.
Erwin menyampaikan bahwa Kantor UPP memberikan apresiasi terhadap langkah PT SMS yang berani mengambil peran sebagai pionir dalam industri galangan kapal di Sultra. "Kami mendukung penuh pembangunan ini karena dampaknya tidak hanya untuk perusahaan, tapi juga untuk masyarakat sekitar. Jika proses pembangunan berjalan lancar dan sesuai prosedur, hasil akhirnya akan memberikan manfaat besar, baik secara ekonomi maupun dari sisi ketersediaan sarana transportasi laut," tambahnya.
Kehadiran galangan kapal yang aktif membangun dan mengoperasikan kapal sendiri diharapkan bisa menjadi pemantik bagi tumbuhnya ekosistem industri maritim di kawasan Sultra. Selain membuka lapangan kerja baru, proyek ini juga dinilai strategis dalam memperkuat kemandirian logistik laut di kawasan timur Indonesia. "Kami berharap galangan ini bisa terus berkembang dan menjadi pusat pembangunan kapal-kapal jenis lainnya ke depan. Dengan demikian, kita tidak selalu bergantung pada galangan di luar daerah," tandasnya. (dam)