KOLAKAPOSNEWS.COM, Kendari - Universitas Halu Oleo (UHO) resmi memiliki rektor baru untuk periode 2025–2029. Dalam pemilihan yang berlangsung ketat dan tertutup di Aula Rektorat UHO, Senin (16/6), Prof Armid berhasil meraih suara terbanyak dan ditetapkan sebagai pemenang.
Berdasarkan hasil akhir pemungutan suara, Prof Armid mengantongi 31 suara, unggul tipis dari Prof Takdir yang memperoleh 30 suara. Sementara itu, Prof Ruslin, Dekan Fakultas Farmasi, berada di posisi ketiga dengan 13 suara. Jalannya pemilihan disaksikan langsung oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, Prof Fauzan.
Usai penghitungan suara, Prof Fauzan menyampaikan apresiasinya terhadap proses pemilihan yang dinilainya berjalan lancar, tertib, dan demokratis. Ia menyebut suasana akademik yang sehat seperti ini menjadi pondasi penting bagi kemajuan kampus. "Pemilihan ini berlangsung sesuai harapan bersama. Demokratis, tertib, dan mencerminkan atmosfer akademik yang sehat," kata Prof Fauzan saat memberikan keterangan kepada media.
Ia menekankan bahwa pergantian pucuk pimpinan di perguruan tinggi harus dimaknai sebagai bagian dari keberlanjutan perjuangan membangun generasi bangsa melalui pendidikan tinggi. "Pimpinan boleh berganti, tapi perjuangan untuk anak bangsa tidak boleh berhenti. Rektor baru harus membawa semangat kolaboratif, inovatif, dan inklusif demi kemajuan kampus," tegasnya.
Menurut Prof Fauzan, tantangan dunia pendidikan tinggi saat ini semakin kompleks, mulai dari peningkatan kualitas lulusan, penguatan riset, hingga perluasan kerja sama internasional. Oleh karena itu, ia berharap rektor terpilih mampu menjawab tantangan tersebut dengan visi yang kuat dan kepemimpinan yang transformatif. "UHO adalah salah satu kampus strategis di Indonesia timur. Potensinya besar, dan itu harus dikapitalisasi melalui tata kelola yang baik, penguatan budaya akademik, serta kemitraan yang luas," ungkapnya.
Untuk diketahui, proses pemilihan rektor UHO diikuti oleh anggota senat dan perwakilan kementerian. Seluruh tahapan berjalan dalam suasana kondusif dan mendapat pengawalan dari aparat kepolisian untuk memastikan keamanan dan ketertiban selama pemungutan hingga penghitungan suara.
Terkait suara dari kementerian, Ketua Panitia Pilrek UHO, Prof. Weka, menegaskan bahwa pihaknya tidak mengetahui siapa yang dipilih oleh perwakilan kementerian. “Itu sepenuhnya menjadi kewenangan kementerian. Kami hanya memastikan proses berjalan sesuai ketentuan,” ujarnya.
Menanggapi kemungkinan adanya gugatan hasil Pilrek, Prof. Weka menilai hal tersebut tidak relevan karena semua calon telah berkomitmen untuk menerima apapun hasil akhir pemilihan. “Sejak awal, seluruh calon telah menandatangani ikrar untuk menerima hasil pemilihan dengan lapang dada,” katanya.
Ia juga berharap proses administrasi di tingkat kementerian dapat berjalan cepat agar pelantikan rektor terpilih bisa dilaksanakan sesuai jadwal. “Harapan kami, pelantikan dapat dilakukan paling lambat 2 Juli 2025,” pungkasnya.
Dengan kemenangan ini, Prof Armid akan memimpin UHO, menggantikan Prof Muhammad Zamrun Firihu yang telah menyelesaikan dua periode kepemimpinan. (dam/end)