PT Vale Indonesia Tbk kembali menjukkan bahwa keberlanjutan bukan hanya tentang lingkungan, tetapi juga tentang menciptakan dampak positif bagi masyarakat
Nawir, Kolaka
Semangat menciptakan kemandirian masyarakat dalam hubungannya dengan operasional perusahaan, tidak dapat hanya diartikan satu arah, dari perusahaan untuk masyarakat. Kemandirian masyarakat merupakan upaya kolektif dari perusahaan dan masyarakat untuk bersama melahirkan kesejahteraan dari usaha mandiri.
Hal seperti itulah yang ingin diciptakan PT Vale Indonesia ketika memberikan pelatihan keterampilan memasak yang menjadi bagian Livelihood Restoration Program (LRP), yang digelar di salah satu toko kue yang ada di kabupaten Kolaka, Kamis (26/6).
Melalui LRP , Vale berupaya memberikan solusi alternatif pemulihan mata pencaharian pada masyarakat terdampak praktek pertambangan, dengan mendukung pengembangan keterampilan, akses usaha dan pemberdayaan. LRP menjadi langkah nyata menuju kemandirian ekonomi dan masa depan yang lebih baik.
Menurut Manager External Relation PT Vale Indonesia Tbk IGP Pomalaa, Hasmir, dampak positif yang dihasilkan LRP meliputi peningkatan produktivitas dan pendapatan masyarakat, serta terbukanya peluang usaha baru. "Untuk kegiatan LRP ini, diperuntukkan bagi masyarakat yang telah diakuisisi lahannya oleh PT Vale. Kemudian di pelatihan tata boga ini, bukan hanya sekedar pelatihan saja, tetapi di monitoring untuk mengevaluasi apakah sudah berjalan (usahanya, red) atau tidak," ujarnya.
Pendampingan program yang dilakukan bagi 31 masyarakat yang mengikuti pelatihan, untuk memastikan keberlanjutan manfaat melalui bimbingan teknis dan monitoring hasil secara berkala. Dengan pendekatan ini, PT Vale bukan hanya memenuhi tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi lokal.
"Targetnya pelatihan ini bagaimana masyarakat bisa mandiri, sehingga setelah lahannya dibeli mereka bisa melanjutkan usaha dengan bekal pelatihan yang diberikan oleh PT Vale," bebernya.
Sementara itu, konsultan pelaksana LRP, Agusasia mengatakan, selain dibekali cara membuat olahan makanan yang baik, masyarakat yang mengikuti pelatihan juga diberikan pelatihan literasi keuangan, sehingga pengelolaan keuangan bisa teratur. "LRP yang kita adakan ini sudah siklus kedua, dimana sebelumnya juga sudah dilakukan pelatihan yang serupa dengan olahan yang berbeda, serta pelatihan pengelolaan keuangan yang digelar Maret lalu," jelasnya.
Ia menambahkan, sebelum pihaknya melakukan suatu kegiatan LRP, tim yang dikomandoinya menggelar terlebih dahulu Focus Group Discussion (FGD), dengan para pemilik lahan yang lokasinya diakuisisi oleh PT Vale. "Jadi, dipertemuan (FGD, red) tersebut kita memberitahu mereka (masyarakat, red) untuk menulis apa kebutuhannya. Nah, muncul lah beberapa program yang dipilih langsung oleh masyarakat, seperti kegiatan saat ini mengenai tata boga, dengan alasan pangsa pasarnya lebih terbuka lebar, sehingga lebih berpeluang meningkatkan taraf hidup mereka," ungkapnya.
LRP yang dilaksanakan oleh PT Vale IGP Pomalaa, juga berupaya membangun keberlanjutan dalam jangka panjang, tentunya melalui pengembangan ekonomi lokal. Untuk itu, PT Vale tidak hanya membantu masyarakat yang terdampak untuk berpikir positif, tetapi juga memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mandiri dan menjaga keberlanjutan mata pencaharian mereka di masa depan. (*)