KOLAKAPOSNEWS.COM, Kolaka - Bupati Kolaka H. Amri menyerahkan satu unit mobil kepada Raja Bokeo sebagai bentuk penghormatan kepada adat dan tradisi leluhur. Penyerahan ini sekaligus menjadi bukti pemenuhan janji politik sejak menjabat.
Bupati Kolaka H. Amri mengatakan, penyerahan kendaraan ini merupakan sebagai wujud komitmennya terkait dengan program prioritas yakni agama dan budaya
"Nah, begini, itu komitmen saya lah. Itu pertama janji politik saya kemarin, terkait dengan program prioritas yang butuh perhatian dan percepatan, yaitu perhatian agama dan budaya," ujarnya.
Ia menegaskan, keberadaan Raja Bokeo tidak hanya diakui secara hukum (de jure), tetapi juga harus dihormati secara nyata (de facto). "Keberadaan Raja Bokeo. Bukan hanya secara de jure, tetapi de facto juga kita harus akui kan," tegasnya.
Menurutnya, generasi saat ini memiliki tanggung jawab untuk melestarikan warisan budaya. "Siapa yang menghargai ini budaya, kalau bukan kita sendiri. Saya sebagai anak Wonua Mekongga juga punya komitmen itu," ungkapnya.
Ia menambahkan, selain pemberian mobil, juga menyiapkan tiga langkah konkret untuk mendukung Raja Bokeo dan budaya Mekongga yakni Fasilitas untuk Raja, termasuk kendaraan operasional dan pengawalnya.
Kedua penyelenggaraan Hari Kebudayaan Mekongga yang akan dibahas bersama para tetua adat (tono motuo) dan stakeholder. Ketiga Festival Budaya Tahunan yang meliputi Mosehe, Pawai Budaya, dan kegiatan kebudayaan lainnya.
"Kalau itu sudah selesai, Hari Kebudayaan Mekongga itulah yang kita mau buatkan skenario acara. Seperti Mosehe, Pawai Budaya, Festival Budaya. Itu juga kita mau lakukan, supaya dia jadi termasuk dalam agenda pemerintah daerah setiap tahun," jelasnya.
Ia menegaskan, acara ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi memiliki payung hukum yang jelas. "Siapapun nanti rezim yang memimpin, itu tetap harus berjalan. Makanya nanti kita buatkan regulasi," tegasnya.
Tidak hanya itu, ia juga berencana akan memisahkan perayaan Hari Ulang Tahun Kolaka dengan Hari Kebudayaan Mekongga untuk memberi ruang lebih besar bagi pelestarian budaya. "Saya sudah sampaikan kepada pak Kadis Dikbud sudah membicarakan sama orang-orang tua di sini. Itu saya yang pasti punya perhatian, selama ini jangan disatukan ini. Hari Ulang Tahun Kolaka dengan Hari Budaya, saya mau dipisah. Kalaupun sama, ya karena keputusan bersama. Tapi kalau beda, ya Hari Ulang Tahun Kolaka beda, Hari Budaya beda," tandasnya. (Hrn)