KOLAKAPOSNEWS.COM, Kendari - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan komitmennya dalam mendukung literasi tontonan sehat. Hal itu ditunjukkan dengan menggalakan kegiatan sosialisasi Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri (GNBSM) yang digelar di salah satu hotel di Kendari, Rabu (16/07). Kegiatan ini dibuka oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, La Ode Fasikin.
Sosialisasi ini merupakan kerja sama antara Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSF RI) dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sultra, dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memilih tontonan sesuai usia, terutama bagi anak dan remaja.
Acara ini turut dihadiri perwakilan DPRD Sultra, jajaran LSF RI, kepala OPD lingkup Pemprov Sultra, akademisi, perwakilan media, serta unsur KPID Sultra.
Dalam sambutannya, La Ode Fasikin menyampaikan apresiasi kepada LSF RI yang telah mempercayakan Sultra sebagai lokasi pelaksanaan sosialisasi ini. Ia menekankan pentingnya peran semua pihak dalam membangun budaya menonton yang sehat dan bertanggung jawab, terutama di tengah derasnya arus informasi digital. "Film tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media edukasi dan pembentukan karakter. Namun, tanpa pengawasan yang bijak, konten film juga bisa berdampak negatif," ujarnya.
Ia juga menegaskan pentingnya pendekatan edukatif dalam mendukung regulasi yang sudah ada, sebagaimana amanat UU Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman. Menurutnya, GNBSM menjadi upaya strategis untuk mengajak masyarakat aktif memilah tontonan yang sesuai nilai sosial dan budaya.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa GNBSM selaras dengan visi pembangunan Sultra, yaitu "Mewujudkan Sulawesi Tenggara yang Maju, Aman, Sejahtera, dan Religius," dengan menekankan bahwa penguatan SDM juga mencakup peningkatan literasi media. "Kami mendorong seluruh elemen – orang tua, pendidik, komunitas, hingga media – untuk menginternalisasi budaya sensor mandiri ini dalam kehidupan sehari-hari," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Subkomisi Sosialisasi LSF RI, Titin Setiawati, berharap kegiatan ini dapat membangun kesadaran masyarakat Sultra agar lebih selektif dalam menyaring tontonan, demi perlindungan anak dan remaja dari konten negatif.
Senada dengan itu, Ketua KPID Sultra Fadli Sardi menegaskan bahwa anak, remaja, dan perempuan adalah kelompok paling rentan terhadap dampak media. Ia mengingatkan pentingnya literasi media dalam keluarga dan menekankan penegakan Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) sebagai upaya menjaga kualitas tayangan.
Ketua Subkomisi Teknologi Penyensoran LSF RI, Satya Pratama, menambahkan bahwa GNBSM bukan sekadar kampanye, melainkan ajakan membangun budaya selektif terhadap tontonan, demi perlindungan generasi masa depan.
Kegiatan ini diharapkan menjadi pemicu lahirnya program-program lanjutan di daerah, sehingga mampu menciptakan masyarakat yang cerdas, beretika, dan berbudaya dalam konsumsi media. (end)