Wagub Minta Masyarakat Sukseskan Sensus Ekonomi 2026

  • Bagikan
Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Ir. Hugua secara resmi membuka kegiatan Sensus Ekonomi 2026, di Kantor Gubernur Sultra, Selasa (22/07). FOTO: Endra/ Kolaka Pos

KOLAKAPOSNEWS.COM, Kendari - Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Ir. Hugua secara resmi membuka kegiatan bertajuk Literasi Keuangan dan Edukasi Statistik untuk Ekonomi Inklusif melalui Sinergi dan Kolaborasi Menuju Sensus Ekonomi 2026, di Ruang Pola Bahteramas, Kantor Gubernur Sultra, Selasa (22/07).

Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan OJK, Bank Indonesia, OPD lingkup Pemprov Sultra, lembaga perbankan, asosiasi pelaku usaha dan UMKM, serta perguruan tinggi dan mahasiswa.

Dalam sambutannya, Wagub Hugua menekankan bahwa kegiatan ini memiliki arti strategis dalam membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya memahami sistem keuangan dan penggunaan data statistik. "Literasi keuangan bukan hanya tentang uang, tetapi tentang memahami sistem dan peluang yang ada di baliknya. Ini penting bagi siapa saja baik petani, nelayan, ASN, maupun pelaku usaha," ungkap Hugua.

Ia juga menyoroti pentingnya akses terhadap lembaga keuangan dan pemanfaatan data statistik sebagai kunci kemajuan usaha, terutama bagi pelaku UMKM yang ingin naik kelas menjadi pengusaha menengah dan besar.

“Statistik membantu pengusaha melihat potensi pasar, sementara pemahaman sistem keuangan membuka akses terhadap modal. Dua hal ini tidak bisa dipisahkan," tegasnya.

Lebih lanjut, Wakil Gubernur mencontohkan bagaimana perusahaan besar memanfaatkan data statistik untuk ekspansi bisnis secara efisien. Ia berharap pelaku UMKM di Sultra dapat belajar dari pendekatan tersebut demi meningkatkan daya saing usaha.

Sementara itu. Plt Kepala BPS Provinsi Sultra, Andi Kurniawan menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal menyosialisasikan Sensus Ekonomi 2026 yang saat ini mulai dirancang. Ia menekankan pentingnya literasi keuangan dan edukasi statistik sebagai pondasi dalam mewujudkan ekonomi yang inklusif dan berbasis data.

"Data statistik bukan sekadar angka, tetapi landasan dalam mengambil keputusan strategis, baik bagi pemerintah, pelaku usaha, hingga masyarakat," ujarnya.

Sensus Ekonomi, lanjut Andi, merupakan amanat Undang-Undang yang digelar setiap 10 tahun sekali. Oleh karena itu, partisipasi aktif semua pihak, khususnya pelaku UMKM, sangat penting guna menghasilkan data yang akurat dan berkualitas.

Acara ini dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh OJK Sultra tentang literasi keuangan, serta sosialisasi awal Sensus Ekonomi 2026 oleh BPS Sultra. Kegiatan ini menjadi wujud kolaborasi nyata antar lembaga dalam membangun ekonomi daerah yang inklusif dan berkelanjutan. (end)

  • Bagikan