KOLAKAPOSNEWS.COM, Kendari - Fenomena balapan liar yang melibatkan kalangan remaja kembali marak di sejumlah titik di wilayah Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Aksi berbahaya ini bukan hanya meresahkan masyarakat, tetapi juga memunculkan kekhawatiran akan keselamatan pengguna jalan dan generasi muda yang terlibat di dalamnya.
Menanggapi hal tersebut, Camat Puuwatu, Sainul Latief mengimbau para orang tua agar meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas anak-anak mereka, terutama pada malam hari. "Kami mendapat laporan dari warga bahwa beberapa ruas jalan di wilayah kami, seperti Jalan Laute dan Jalan H. Edi Sabara, sering digunakan sebagai lintasan balapan liar. Ini tentu sangat membahayakan, bukan hanya untuk pelaku balap liar, tapi juga bagi pengendara lain yang sedang melintas," kata Sainul saat dikonfirmasi melalui sambungan WhatsApp, Selasa (5/8).
Menurutnya, aksi ugal-ugalan yang kerap dilakukan pada malam hingga dini hari itu mengancam ketertiban umum dan telah menimbulkan keresahan masyarakat. Tak hanya kebisingan yang ditimbulkan, tetapi potensi kecelakaan lalu lintas juga meningkat signifikan. "Sudah ada kejadian kecelakaan sebelumnya, dan kalau ini dibiarkan, maka kita sedang membiarkan anak-anak kita menuju bahaya. Jangan sampai kita menyesal ketika musibah datang," paparnya.
Sainul menegaskan bahwa pihak kecamatan tidak tinggal diam dalam menghadapi situasi ini. Ia mengaku telah menjalin komunikasi intens dengan aparat kepolisian serta Satpol PP untuk menggelar patroli rutin di titik-titik rawan, termasuk upaya pembubaran saat aksi balapan liar berlangsung.
Namun demikian, ia menilai langkah represif tidak akan cukup efektif jika tidak disertai peran aktif dari orang tua dan lingkungan sekitar. "Penindakan dari aparat penting, tapi pencegahan dari rumah jauh lebih utama. Orang tua harus tahu ke mana anaknya pergi, siapa teman-temannya, dan apa yang mereka lakukan di luar rumah," ujarnya.
Lebih lanjut, Camat Sainul juga menyoroti pentingnya pendekatan sosial dan edukatif dalam menyikapi persoalan ini. Ia mengajak seluruh komponen masyarakat mulai dari tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, hingga ketua RT/RW untuk berkolaborasi menjaga generasi muda agar tidak terjerumus dalam perilaku menyimpang. "Remaja adalah masa eksplorasi. Jika tidak diarahkan dengan benar, maka potensi mereka bisa salah tempat. Kami mengajak semua pihak untuk menjadi bagian dari solusi," jelasnya.
Untuk itu, Sainul mendorong agar para remaja disibukkan dengan kegiatan-kegiatan yang positif, kreatif, dan kompetitif yang bisa menyalurkan energi serta minat mereka secara sehat. Ia menyebutkan bahwa kecamatan siap memfasilitasi atau mendukung kegiatan komunitas pemuda yang ingin menggelar ajang resmi atau festival yang bersifat legal dan produktif. "Kami siap bekerja sama dengan komunitas pemuda atau karang taruna untuk mengadakan kegiatan balap resmi, seperti drag race di sirkuit atau lapangan yang sesuai aturan. Kalau difasilitasi dan diarahkan dengan baik, hobi ini bisa menjadi prestasi, bukan justru mengancam nyawa," tegasnya.
Sainul juga menambahkan bahwa pihaknya tengah menjajaki kemungkinan kerja sama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga serta komunitas otomotif lokal untuk menciptakan ruang-ruang ekspresi yang aman dan tertib bagi anak-anak muda pencinta dunia balap. "Kami ingin remaja kita tumbuh menjadi generasi yang kreatif, berani, tapi tetap bertanggung jawab. Jangan sampai karena kurang ruang berekspresi, mereka lari ke jalanan dan mempertaruhkan keselamatan," tandasnya. (dam)