Polres Kendari Gelar Apel Besar Kebhinekaan

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Kendari--Apel besar kebhinekaan digelar di Polres Kendari. Apel yang mengangkat tema cinta damai melalui hikmah pahlawan ke-71 tahun 2016 mari kita tingkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat, guna mewujudkan persatuan dan kesatuan negara kesatuan Republik Indonesia (RI) yang kokoh. Asisten III Setda provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Saemu Alwi dalam sambutannya menyampaikan bahwa penyelenggaraan apel besar kebhinekaan ini merupakan kegiatan awal dari serangkaian gerakan untuk menjaga kebhinekaan dan persaudaraan lintas suku, agama, ras, dan antar perpecahan bangsa. "Perlu disadari bersama, bahwa keberagaman suku, agama, ras, antar golongan dan budaya merupakan karunia Tuhan Yang Esa," ungkapnya. Selasa, (15/11). Lebih jauh ia menjelaskan hal itu perlu disadari, karena tidak sedikit pihak yang seringkali ingin menjadiakan keberagaman tersebut sebagai senjata untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa indonesia. "Perpecahan tersebut Melalui hembusan isu yang berbau sara yang pada akhirnya mendiskreditkan kebijakan pemerintah, dan itu akan merugikan kita semua," ucap Saemu Alwi. Saemu Alwi mengatakan, salah satu faktor yang sering menjadi penyebab terjadinya konflik, yang mengatasnamakan perbedaan suku, budaya, maupun agama, adalah kepentingan politik lokal. "Dan selain itu, faktor sosial ekonomi juga sering menjadi penyebab munculnya kecemburuan sosial, sehingga menumbuhkan kebencian," tambahnya. Di tempat terpisah Kapolres Kendari AKBP Agus Hariadi mengatakan untuk sekarang daerah ini masih dalam keadaan aman. Dan marilah menjaga keadaan tersebut jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kejadian pelemparan bom di gereja Oikumene kota Samarinda propinsi Kalimanta Timur. "Insiden tersebut tentu tidaklah sejalan dengan semangat kebhinekaan dan pancasila, karena itu akan mengakibakan perpecahan dan merugikan orang lain," ujarnya. Kebhinekaan ini dilaksanakan kata Agus sapaan akrabnya, bertujuan untuk meningkatkan kembali seluruh elemen bangsa, bahwa bangsa indonesia adalah sebuah negara kesatuan yang terdiri dari dari berbagai agama, suku dan budaya yang mampu menolak ancaman perpecahan, radikalisme dan terorisme. "Akhir-akhir ini radikalisme dan terorisme yang tampak tumbuh subur dimasyarakat yang pada akhirnya akan memecah dan mengancam keutuhan dan kesatuan bangsa," tuturnya. Lanjutnya, untuk menjaga persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan dan bernegara, harus ditingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. "Karena Dengan begitu Maka yakin tidak akan ada perpecahan dalam negara yang kita cintai ini," tutup pria yang mempunyai dua bunga melati di pundaknya. (P2/c/hen) --
  • Bagikan