KH Muslim Calon Kuat Ketua NU Sultra–NU Sultra Gelar Komferwil Pekan ini
KOLAKAPOS, Kendari--Sosok Drs KH Muslim, M.Si, Kepala Divisi Pemasyarakatan pada Kantor Wilayah Hukum dan Hak Asasi Manusia (Depkumham) Sultra merupakan calon kuat Ketua Tanfidziah Pengurus Wilayah (PW) Nadhalatul Ulama Propinsi Sultra periode 2016-2021. Perpaduan ulama dan umara pada sosok KH Muslim dinilai sangat tepat dan pas menduduki jabatan ketua NU Sultra periode lima tahun mendatang.
“Beliau cukup dikenal dan mengenal masyarakat Sulawesi Tenggara. Apalagi bicara status keulamaan dan keilmuannya tidak diragukan lagi. Saya kira sangat pas dan tepat menjadi ketua NU Sultra,’’tegas salah seorang mustasyar PW NU Sultra periode 2011-2016, Prof KH Usman D Masikki, SE.
Menurut mantan guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Haluoleo (UHO) itu, KH Muslim bukan orang baru di Nadhalatul Ulama. Pengalamannya mendampingi sejumlah seniornya di kepengurusan NU Sultra sudah dimulai sejak NU Sultra dipimpin KH Hamzah Mappa, (mantan ketua MUI Sultra dan mantan anggota DPRD Sultra, red), Drs KH Thahir Syarkawi (Mustasyar PBNU 2015-2020 dan mantan Kepala Kantor Kemenag Sultra, red) hingga Drs KH Mudhar Bintang (mantan Kepala Kantor Kemenag Sultra).
“Dengan segudang pengalaman di NU tersebut, sosok KH Muslim diharapkan mampu membawa NU Sultra kearah yang lebih baik dan berkembang di Sulawesi Tenggara,”ujarnya.
Senada dengan Usman D Masikki, tokoh NU Sultra lainnya, Drs KH Ryha Madi menilai KH Muslim bukan orang baru di NU Sultra. Ketokohan dan keulamaannya sudah dikenal luas di kalangan manapun. Akan sangat tepat jika posisi ketua NU Sultra periode lima tahun mendatang dijabat seorang birokrat plus ulama.
“Yang kita butuhkan adalah pengalaman dan ketokohan seseorang untuk memimpin NU Sultra. Jadi di NU itu bukan sekadar mengejar jabatan, tapi lebih utama bagaimana agar NU sebagai organisasi jamiyah mampu memberikan yang terbaik bagi masyarakat Sultra, khususnya warga nadhiyin.,”tegas mantan anggota DPRD Sultra berapa periode tersebut.
Ryha Madi berharap agar seluruh cabang NU di Sulawesi Tenggara berpikir lebih arif dan bijaksana dalam memilih dan menentukan sosok pemimpin di NU Sultra. Pasalnya, trekrecord seorang calon ketua itu harus diteliti dan diperhatikan betul, sehingga marwah organisasi benar-benar diketahui. Apalagi sebagai organisasi kader, NU bukanlah organisasi biasa seperti halnya organisasi social kemasyarakatan lainnya.
“Mungkin dimata orang, siapapun bisa memimpin NU Sultra. Tapi harus diingat, ini organisasinya para ulama. Yang akan dipimpin itu adalah para ulama. Artinya, sosok pemimpin di NU itu baik Rais Syuriah maupun Tanfidziah harus memiliki kapasitas keilmuan, khususnya ilmu agama yang mumpuni dan tidak diragukan lagi,”tegas Ryha Mady.
Digelar Pekan Ini
Konferensi Wilayah Nadhalatul Ulama Provinsi Sulawesi Tenggara rencananya akan digelar pekan ini, yakni Sabtu-Minggu (18-19/3) dipusatkan di plaza qubra Kendari. Konferwil kali ini akan diikuti lima belas pengurus cabang NU se Sultra.
Ketua Stering Comitte (SC) Konferwil NU Sultra ke-IV Milwan Lukman, S.Ag mengatakan, konferwil tahun ini akan memilih pengurus NU periode 2016-2021 yang terdiri dari rais syuriah dan tanfidziah. Mekanisme pemilihan kedua pucuk pimpinan di NU tersebut akan menggunakan system AHWA (ahlu Halli wal ‘aqdi).
“AHWA ini yakni, proses pemilihan dimulai dengan memilih anggota AHWA sebanyak 7 orang berasal dari kalangan kiai untuk selanjutnya dipilih siapa yang bersedia menjadi rais syuriah (pemimpin para kiai,red). Setelah itu barulah dilanjutkan dengan pemilihan ketua tanfidziah (ketua umum) dimana nama-nama calon ketua ditetapkan dan ditentukan Rais terpilih dan mendapat persetujuan anggota AHWA lainnya,”jelasnya. (wan)