Sultra Kekurangan Tenaga Medis Veteriner

KOLAKAPOS, Kendari--Evaluasi nota kesepahaman antara Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Provinsi Sulawesi
Tenggara dengan Polda, tertanggal 13 Juni 2017, sehubungan upaya khusus sapi indukan wajib bunting
(Upsus Siwab) dan sosialisasi pengendalian pemotongan ruminansia betina produktif, menemukan sejumlah
kendala.
Kepala Distanak Sultra, Muhammad Nasir mengungkapkan salah satu kendala lapangan dalam
peningkatan program Upsus Siwab ada pada kurangnya tenaga medis veteriner atau tenaga medis yang
menguasai ilmu kedokteran hewan, sehingga dibutuhkan tambahan anggaran. Terhitung sebanyak 23 tenaga
medis kesehatan hewan tersebar di 17 kabupaten/kota wilayah ini.
"Kita di Sultra ini masih banyak kekurangan tenaga medis, bahkan untuk satu kabupaten hanya ada
satu tenaga medis kita, yang lebih itu sekitar 15 orang hanya di Muna selebihnya hanya satu. Kota Kendari
juga hanya satu," ucap Nasir saat menyampaikan laporan dalam acara rapat koordinasi, supervisi, monitoring,
dan evaluasi, Selasa (17/10/2017).
Sedangkan realisasi Upsus Siwab sepanjang 2017 mulai Januari-September, ditemukan dua
kabupaten banyak terealisasi proses inseminasinya, yakni Kabupaten Konawe dari total target 10.200
berhasil diinseminasi 3.017 atau 25,6 persen. Sementara Kabupaten Konawe Selatan terealisasi dari total
target 10.285 berhasil diinseminasi 4.261 atau 41,4 persen. Keberhasilan itu disebabkan Konsel memiliki
populasi sapi terbanyak di 2016 yang mencapai 65.434 ekor, kemudian disusul Kabupaten Bombana 57.055
ekor.
"Dari populasi tersebut, populasi sapi betina yang paling banyak mencapai 48.729 dan populasi jantan
16.705 artinya betina produktif juga banyak," jelas Nasir dalam rapat yang dihadiri Direktur Jenderal
Kementerian Pertanian RI bidang peternakan dan kesehatan hewan serta Badan Pemeliharaan Keamanan
Polri.
Distanak Sultra juga menjelaskan, terkait jumlah rumah potong hewan yang belum merata di kabupaten/kota
di Sultra. Sebanyak lima RPH terdata dari Januari-April 2017 dengan jumlah potongan hewan betina
produktif lebih banyak dibandingkan tidak produktif atau 4.607 berbanding 1.950 yang turut dijadikan
perhatian pihaknya. (p2/hen)