Utang Sekolah Bertumpuk
KOLAKAPOS, Kendari--Ditengah kemelut perekonomian yang dinilai dan dirasakan tidak stabil ternyata dirasakan pula oleh sekolah-sekolah yang ada di Kota Kendari. Hal ini disebabkan karena pencairan dana bos untuk triwulan pertama tahun 2018 tak kunjung datang. Sehingga sebahagian sekolah mulai dari SD,SMP dan SMA khususunya di Kota Kendari terpaksa harus berhutang.
Seperti yang dijelaskan pihak SMP Negeri 1 Kendari, jika lambatnya pencairan dana bos untuk triwulan I (pertama) 2018 menjadi salah satu kendala saat sekolah-sekolah di Kendari akan menghadapi ujian nasional.
“Inilah salah satu problem besar yang dihadapi oleh sekolah sekarang, dimana sekolah sudah siap-siap akan mengahadapi ujian nasional apalagi SMP sekarang itu semuanya berbasis komputer dan biayanya sangat besar sementara sekolah-sekolah itu hanya mengandalkan dana bos,"
tutur Kepala SMP Negeri 1 Kendari Mahdin, S.Pd,M.Pd kepada Kolaka Pos saat di temui diruang kerjanya Rabu 21/3/2018. Ia menambahkan, nah sampai dengan mengakhiri triwulan pertama tahun 2018 dana bos ini belum ada yang keluar sehingga rata-rata sekolah itu semua sudah mengutang,”tutur Kepala SMP Negeri 1 Kendari Mahdin, S.Pd,M.Pd kepada Kolaka Pos saat di temui diruang kerjanya Rabu 21/3/2018.
Dikatakan, operasional sekolah itu tidak mungkin terhenti sementara dananya tidak ada sekarang dan kita sudah melewati beberapa kegiatan belum ada dana sama sekali, oleh karena itu mau tidak mau sekolah harus berutang.
Mahdin menerangkan, akibat pencairan dana bos yang lambat, maka sejumlah utang sekolah terpaksa menumpuk sementara ujian nasional yang berbasis komputer sudah sangat dekat.
“Yang jelas utang ATK itu sudah banyak, utang pembayaran listrik kemudian ada juga utang untuk melengkapi komputer karena kita punya beberapa mitera yang bisa memberikan utang, tinggal nanti kalau keluar dana bos, itu hanya untuk membayar utang,”terang Mahdin.
Kendati hutang menumpuk, lanjut Mahdin, namun pihaknya bersyukur karena sekolah yang diembannya telah mengikuti UNBK untuk ke empat kalinya meski sarana komputernya saat UNBK akan dilaksakan menggunakan lakptop dari siswa.
“Kalau SMP 1 Alhamndulillah karena ini merupakan tahun ke 4 kita melaksanakan ujian nasional berbasis komputer jadi pasilitas ITE nya itu Insyah Allah sudah cukup tapi kecukupannya itu dilengkapi dengan penggunaan laptop Siswa walaupun sarana ITE Laboratorium sendiri sebenarnya memang belum cukup tetapi karena tiap tahun kebetulan anak-anak kami khan sudah rata-rata menggunakan ITE jadi sebagian besar itu sudah memiliki laptop oleh karena itu kita menggunakan laptop siswa,”tuturnya.
Oleh karena itu, Mahdin berharap, agar kebijakan pemerintah dalam mengatur sistem pencairan dana bos dapat diperlancar dan merujuk pada aturan waktu yang ditetapkan agar kegiatan belajar mengajar di setiap sekolah tetap berjalan dengan baik.
“Semua sekolah mengharapkan kalau bisa itu dana bos cair sesuai dengan jadwal pertriwulan sehingga sekolah juga tidak sampai kewalahan untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan harian sekolah kalau itu berjalan bisa keluar sesuai waktunya, Insyah Allah bisa berjalan dengan baik disetiap sekolah,”imbaunya.
Terkait dengan hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikmudora) Kota Kendari, Sartini Sarita, yang hendak dimintai keterangan namun tidak dapat ditemui berhubung karena pintu ruangan kantor yang bersangkutan tidak diijinkan untuk di buka oleh salah seorang stafnya dengan alasan pimpinannya lagi sibuk.
“Tidak bisa, ndak bisa dia kunci tidak bisa, saya disini peranku sampai disini saja kecuali dia panggil maaf yaa,kita sibuk maaf yaa,”kata staf Kadikmudora Kendari yang mengaku namanya Masria.(k10/b/hen)