KOLAKAPOS, KENDARI -- Dewan Penasehat Komunitas Jurnalis Jalan-Jalan (KJ3) Ir Hugua, sangat mendukung program kerja pembangunan Wahana Satwa oleh Pemilik penangkaran Ular, I Wayan Dina Parwatha di Jalan Haeba Dalam, Kelurahan Wuawua, Kecamatan Wuawua, Kota Kendari.
Hugua menjelaskan bahwa gagasan tersebut merupakan hal yang harus dicanangkan oleh Pemerintah Daerah Sulawesi Tenggara (Sultra), dalam membangun wahana kebun bintang. "Jadi pemerintah juga harus memikirkan agar wahana kebun binatang di Sultra khususnya di kota Kendari itu bisa di programkan," ucapnya. Rabu, (26/09).
Dengan begitu maka anak-anak tidak hanya belajar lewat digital dan teknologi, tapi bisa melihat fakta di lapangan, karena hal itu merupakan riset cara pandang, bahwa teryata ular itu perlu makan, teman, dan perlu kasih sayang. Nah Untuk itu, sungguh meruginya pemerintah bila tidak memikirkan pembangunan kebun binatang. "Ini harus menjadi perhatian khusus oleh pemerintah, karena kebun binatang sangat bermanfaat untuk melestarikan hewan maupun binatang," tambah mantan Bupati Wakatobi itu.
Ketua PHRI Sultra juga itu menjelaskan bahwa tidak hanya sebatas wahana satwa, namun program tersebut merupakan sarana edukasi, riset, pariwisata, interaksi terhadap sesama mahluk ciptaan Tuhan, sehingga menurut Hugua kedepannya, pemerintah secepatnya mencanangkan program tersebut. "Jadi Wahana Satwa sangat banyak manfaatnya, sehingga prosesnya itu tidak hanya edukasi pendidikan, tapi bagaimana saling melihat dan menghubungkan dirinya antara sesama ciptaan tuhan, untuk itu sangat mendesak pemerintah Sultra dalam hal ini Gubernur dan Pemerintah Kota Kendari, untuk segera memikirkan hal ini," tegasnya.
Namun menurutnya, program tersebut juga tidak terlepas dari sinegritas antara pihak swasta dan pemerintah daerah. Sebab, Wahana Satwa punya potensi besar dalam segi pariwisata dan pendapatan daerah. "Apa fungsi pemerintah? jadi pemerintah tidak keliru kalau menyediakan lahan dan membangunkan fasilitasnya setelah jadi baru serahkan penggelolaanya kepada Perusda, maupun pengelola swasta," ucap Ketua DPD PDIP Sultra itu.
Tentunya pasti ada pendapatan daerah, karena itu ada tiketnya. Jadi, tinggal diatur berapa untuk pemerintah dan berapa swasta. diperlukan pihak swasta, karena pasti mereka yang memberikan makanan kepada satwa, dan itu juga akan menjadi obyek wisata, penelitian dan edukasi maka masyarakat harus membayar untuk membiayai namannya maintenance dan operasional. "Disanalah kira-kira saling melengkapinya, sehingga pemerintah harus memulai untuk merintis program ini," tegas Hugua.
Bahkan wahana satwa yang terkenal seperti disingapura bisa menarik pengunjung dari Mancanegara, sehingga menurut Hugua dengan memperkenalkan satwa endemik Sultra berupa Anoa yang merupakan satwa dilindungi, bisa menjadi perhatian bagi turis lokal, nasional maupun internasional untuk mengunjungi Sultra. "Kalau kita bisa membuat wahana satwa dan menampilkan satwa kita berupa Anoa dan Kuskus ini tentunya akan menarik turis mancanegara untuk terbang ke Sultra, karena di eropa hewan ini tidak ada, nah kalau pemerintah mau menyediakan itu, yah unsur pariwisatanya hebat, kemudian daerah kita juga pasti akan terkenal, jadi saya sangat mendukung program bapak I Wayan dan ini merupakan salah bentuk pencegahan agar satwa kita tidak punah. Semoga ini cepat direalisasikan," harap Hugua. (P2/hen)