KOLAKAPOS, Tirawuta -- Sebagai bentuk dan upaya kerja nyata dalam menjalankan tugas melakukan pembinaan kepada masyarakat, penyuluh agama Islam non PNS yang bertugas di Kantor Urusan Agama (KUA) Tirawuta terus melakukan pembinaan Majelis Taklim ke semua desa yang masuk dalam binaan penyuluh KUA Tirawuta yang meliputi tiga kecamatan yakni kecamatan Tirawuta, Lalolae, dan Loea.
Penyuluh non PNS Aco Muhammad mengatakan, sesuai arahan kepala seksi bimbingan masyarakat (Kasi Bimas) Islam kantor Kemenag Kolaka timur menyampaikan kepada semua penyuluh agama Islam non pns yang ditugaskan di masing-masing kecamatan agar
mengintruksikan namun Kasi Bimas bapak Umar Sidik bersama kepala KUA Tirawuta Sahrul Torada ikut memberikan kami dorongan agar mampu membina majelis taklim dengan baik, serta berperan aktif dalam mengembangkan dan membesarkan majelis taklim. Selain membina majelis taklim kami juga melakukan pembinaan dari rumah kerumah. " Pembinaan majelis taklim yang kami lakukan merupakan program kerja kami untuk membina masyarakat yang wajib kami laksanakan dan jika kami tidak melakukan pemebinaan maka kami akan di langsung di PAW atau diganti " ucapnya saat ditemui media ini.
Adapaun materi majelis taklim, kata Ketua Badan Penasehat, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) KUA Tirawuta ini, meliputi taharu atau bersuci, pengajian, yasinan. " Jadi materi yang kami berikan kepada anggota majelis taklim yaitu mengenai ilmu pendidikan agama, agar masyarakat semakin paham dan terus mendekatkan diri kepada sang pencipta " jelasnya.
Menurutnya, Majelis taklim adalah salah satu lembaga pendidikan keagamaan nonformal yang bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Proses pembelajaran di dalamnya mengarah kepada pembentukan akhlak mulia bagi jamaahnya, serta mewujudkan rahmat bagi alam semesta. " Kami berharap agar masyarakat dapat terus memperdalam ilmu agamanya demi mendapatkan kenikmatan dunia dan akhirat " tuturnya.
Selain itu, Aco Muhammad berharap agar perhatian pemerintah dalam hal ini Kemenag dapat memperhatikan nasib mereka sebagai tenaga penyuluh agama, sebab saat ini insentif mereka sebagai tenaga penyuluh non PNS jauh dari harapan. " Kami hanya berharap agar insentif kami dapat di perhatikan sebab saat ini insentif kami hanya Rp 500 ribu perbulannya " harapnya. (K9/c/hen).