Pelatihan SPAB Guru di Kendari
KOLAKAPOS, Kendari--Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari, bersama United States Agency for International Development (USAID) Adaptasi
Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) memberi pelatihan fasilitator satuan
pendidikan aman bencana (SPAB) dan simulasi bencana di sekolah pada
guru perwakilan di berbagai sekolah di Kendari.
Kepala BPBD Kota Kendari, Suhardin mengatakan sejak tahun 2013-2019
kejadian bencana di sekolah seperti terendam akibat banjir dan longsor
sehingga ditahun 2019 mulai di programkan dengan memberikan simulasi
kepada sekolah-sekolah yang berpontensi terjadi bencana. Ditahun ini simulasi penanggulangam bencana akan dilakukan di 42 sekolah SD, SMP yang paling sering terjadi pontensi bencana longsor dan banjir," kata
Suhardin, Sabtu di Kendari.
Ia menjelaskan, sekolah-sekolahnya yang berpontensi cukup banyak kurang
lebih 116 sekolah tatapi yang baru di jangkau ditahun 2019 baru 42 sekolah. Kecamatan yang paling sering berpontensi terjadi banjir itu di Kecamatan Baruga, tetapi kalau bencana longsor yang paling sering terjadi itu ada ditiga kecematan yaitu Kota Kendari, Kendari Barat dan Kecematan Mandonga,"
jelasnya.
Sehingga dengan sekolah-sekolah yang berada di kecamatan yang paling
berpontensi terjadi bencana, kami intens memberikan penyuluhan, utamanya
juga kepada masyarakat mereka harus selalu siap siaga ketika terjadi musim
penghujan, tambahnyaIa menuturkan, yang ditekankan kepada fasilitator
atau masing-masing sebelum turun dilapangan terlebih dahulu diberikan
pemahan,supaya mereka mempunyai bekal.
Setelah itu kami turun langsung disekolahnya masing-masing untuk
memberikan simulasi bagaimana ketika terjadi bencana, apa yang perlu
mereka lakukan," imbuhnya.
Sementara itu, Regional Maneger Southheast Sulawesi Usaid Apik, Buttu
Madika menjelaskan tugas utama program Apik adalah memperkuat
kapasitas pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam mengelolah risiko
iklim dan bencana.
Melalui program ini diharapkan disekolah-sekolah dapat membangun
ketangguhan dalam mengelolah resiko bencana yang terjadidan, semoga
dengan adanya simulasi bencana kepada-sekolah-sekolah melalui fasilitator
disatuan unit pendidikan sehingga pihak sekolah bisa tahu apa yang akan
dilkukan ketika bencana datang, harapnya. (p/hen)