KOLAKAPOSNEWS.COM, Tirawuta -- Bupati Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) Tony Herbiansyah, bersama Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Kolaka AKBP Saiful Mustofa, meninjau sekaligus menyerahkan bantuan bagi warga terdampak banjir di Desa Anambada, Kecamatan Dangia, Rabu (23/06).
Sebelum keduanya menuju lokasi banjir, terlebih dahulu Tony Herbiansyah yang juga selaku ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Koltim bersama Kapolres Kolaka menyerahkan bantuan berupa alat penyemprotan kepada delapan Masjid secara simbolis, bantuan berupa alat penyemprotan disinfektan dari DMI pusat tersebut diserahkan langsung kepada masing -masing Imam Masjid.
Selanjutnya Tony Herbiansyah bersama Kapolres di dampingi Camat Dangia Marsalim dan rombongan melanjutkan perjalanan di lokasi banjir.
Di lokasi banjir Kapolres Kolaka menyerahkan bantuan kepada 18 kepala keluarga (KK) yang terkena dampak banjir di Anambada, sekaligus meninjau kondisi wilayah yang terendam air. "Bantuan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-74 ini kami berikan kepada warga, guna meringankan beban masyarakat yang terkena dampak banjir," kata AKBP Saiful Mustofa di hadapan warga penerima bantuan dampak banjir.
Desa Anambada merupakan langganan banjir setiap tahunnya, penyebabnya adalah tidak adanya saluran pembuangan, tidak heran bila intensitas hujan yang tinggi beberapa hari lalu menyebabkan wilayah tersebut terendam air, olehnya itu tindakan antisipasi pun telah dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Koltim, dengan membuat posko darurat banjir di Kecamatan Dangia.
Untuk mengatasi hal tersebut, Bupati Koltim kembali menyampaikan kepada Pemerintah Kecamatan, Desa serta masyarakat bahwa, untuk pelurusan sungai harus mendapat izin dari Kementerian, karena masuk dalam wilayah konservasi.
"Ini sudah ditindak lanjuti bersama balai taman nasional, dengan melibatkan tim air dari UHO. Dan hal tersebut juga sudah kami koordinasikan dengan Kementerian Kehutanan, agar diberikan izin meluruskan sungai, tapi karena adanya Covid-19 ini sehingga sedikit mengalami kendala, kita tunggu saja semoga covid-19 ini bisa berakhir sehingga izin meluruskan sungai ini bisa dilakukan," jelasnya.
Menurutnya, terkait titik banjir Ini sudah ada kajian ilmiah dari Universitas Halu Oleo, setelah dilihat melalui foto satelit bahwa karena adanya pendangkalan dan penyempitan DAS di dalam area kawasan konservasi taman Nasional, sehingga tersumbat akhirnya wilayah ini terendam air.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Anambada Ernawati menuturkan, wilayahnya memang sudah langganan banjir tiap tahun, untuk tahun ini totalnya ada 18 kepala keluarga yang bermukim di wilayah dusun III dan IV yang kena dampak banjir, sementara tahun lalu sekitar 50 KK yang terdampak banjir karena luapan airnya lebih besar, serta intensitas hujan cukup tinggi.
"Desa Anambada ini 400 meter dari lokasi konservasi yang memang ketika ada pelurusan sungai akan mengarah ke lokasi tersebut, kami berharap ini bisa teratasi sesuai yang disampaikan Bupati kepada kami sudah dikoordinasikan dengan Kementerian terkait untuk izin pelurusan sungai," pungkasnya. (m2/b)