Inflasi  Year on Year Masih Terkendali, Sultra Peringkat 20 Nasional

  • Bagikan

KOLAKAPOSNEWS.COM, KENDARI - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara merilis kondisi inflasi Sulawesi Tenggara (Sultra) periode bulan Februari 2024, Jumat (1/3). Inflasi year on year Provinsi Sultra masih dalam kategori rentang terkendali dan menduduki peringkat 20 nasional dari 38 provinsi. Sebelumnya, Sultra menempati peringkat ke 28.

Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti mengungkapkan, inflasi year on year Provinsi Sultra sebesar 2,90 persen ( sebelumnya 2,46 persen). Bulan Februari 2024, inflasi month to month Provinsi Sultra sebesar 0,19 persen. Secara Nasional, Inflasi year on year tertinggi di Provinsi Papua Selatan sebesar 4,61 persen dan yang terendah di Provinsi Papua Barat Daya sebesar 1,81 persen.

"Inflasi year on year Provinsi Sultra masih dalam rentang terkendali yaitu antara rentang 1,5 persen hingga 3,5 persen. Hal itu didasari target inflasi yang ditentukan tahun 2024 yakni sebesar 2,5 persen ± 1 persen," ungkap Agnes Widiastuti.

Angka inflasi pada 4 (empat) Kabupaten/Kota di Sultra yang menjadi dasar penilaian angka inflasi di Provinsi Sultra, yakni : Kabupatem Konawe 4.10 persen, Baubau 3.58 persen, Kolaka 2.79 persen dan kota Kendari 2.27 persen. Penyumbang inflasi year on year Provinsi Sultra diantaranya; kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok Kesehatan, kelompok Pendidikan, dan kelompok transportasi.

Komoditas utama penyumbang inflasi adalah beras, dengan inflasi sebesar 21,64 persen dan andil 1,17 persen. Produksi beras Sultra tahun 2023 sebesar 275,31 ribu ton, naik sebesar 0,09 persen dibanding tahun 2022 yang hanya mencapai 275,06 ribu ton.

"Luas panen turun tapi produksi beras di Sultra naik karena produktifitas tinggi. Ada upaya Pemerintah Daerah dalam meningkatkan produksi beras seperti bantuan pupuk, perbaikan irigasi dan sebagainya," ungkapnya.

Sementara, kenaikan harga beras terjadi di hampir seluruh provinsi di Indonesia, kecuali 1 Provinsi yaitu Provinsi Jambi. Kenaikan beras seiring dengan naiknya harga gabah di tingkat petani.

Untuk komoditas lain yang turut mengambil andil inflasi yakni angkutan udara, mobil, tarif dokter umum, sigaret kretek mesin, tomat, sawi hijau, ikan mujair, akademi/perguruan tinggi, emas perhiasan, ikan selar, dan ikan tude. Tarif dokter umum memberikan andil inflasi Sultra disebabkan ada penyesuaian tarif rumah sakit di Kabupaten Konawe berdasarkan Perda No. 3/2023 ttg pajak daerah dan retribusi daerah. (KPN)

  • Bagikan