PHE WMO Siap Realisasikan Target Tambahan Produksi
Harga minyak dunia yang terus bergejolak sejak akhir 2014 tetap tak menyurutkan komitmen PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) untuk mendukung kedaulatan energi nasional. Salah satunya melalui program pemboran beberapa sumur pengembangan dan eksplorasi. Pemboran sumur pertama dari Platform PHE 12, sumur PHE 12-A1 tajak (spud in) pada tanggal 23 Desember 2016 dengan menggunakan Rig Jack Up Ensco 67.
Pengeboran sumur PHE 12-A1 itu mengawali fase produksi di POD Integrasi serta menjadi awal beroperasinya kembali pemboran di Blok WMO, setelah hampir 2 tahun terhenti akibat jatuhnya harga minyak ke level US$ 40/barel. ”Meski cuaca kurang bersahabat, hingga kini kegiatan tajak berjalan lancar,” kata President DirectorPT Pertamina Hulu Energi (PHE) R. Gunung Sardjono Hadi. Gunung Sardjono menambahkan, program pemboran akan dilanjutkan di anjungan yang sama pada sumur PHE 12-A3 dan PHE 12-A2. Rig dijadwalkan akan berpindah ke anjungan PHE 24 dan dilanjutkan ke sumur eksplorasi PHE N-7-1 sebagai sumur terakhir pada program 2016 - 2017 ini. “PHE WMO akan menggunakan lumpur pemboran yang ramah lingkungan atau dalam hal ini Water Based Mud System. Perkiraan biaya pemboran sebesar AS$ 19.528.966 dengan estimasi waktu penyelesaian sekitar 60 hari,” tambah Gunung. Ditemui di lokasi pengeboran, General Manager PHE WMO, Sri Budiyani menambahkan, sumur PHE 12-A1 ditargetkan mencapai lapisan geologi Kujung dan Ngimbang. “Sumur ini merupakan sumur berarah (directional drilling) yang akan mencapai inklinasi maksimal sebesar 53 derajat pada kedalaman terakhir (TD/Total Depth) 10.235 kaki Measured Depth/8.081 kaki True Vertical Depth,” katanya. Dari pengeboran sumur PHE 12-A1 diharapkan bisa menghasilkan produksi awal yang mencapai 1.500 BOPD. Sementara sumur pengeboran PHE 12-A3 dengan produksi awal minyak ditarget sebesar 1.000 BOPD dan sumur PHE 12-A2 dengan target produksi awal minyak sebesar 1.000 BOPD. “Sesuai terget SKK Migas, pada bulan Februari 2017 lapangan terintegrasi EPC-1 diharapkan bisa memproduksi 1.500 barel minyak per hari, lantas meningkat hingga 3.100 barel minyak per hari pada Agustus 2017. Tambahan produksi sekitar 3.100 barel per hari ini sangat penting untuk menstabilkan produksi Blok WMO yang rata-rata penurunan alamiahnya mencapai 50% - 60 % per tahun,” katanya.
PHE WMO sendiri merupakan operator dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Blok WMO dibawah SKK Migas yang dioperasikan oleh Pertamina sejak 2011. Wilayah operasi PHE WMO terletak di sebelah Barat Daya Pulau Madura, Jawa Timur dengan luas area 1.666,26 km2. (JPNN/pda)