Apersi Bangun 12 Ribu Rumah Sederhana Tapak
KOLAKAPOS, Jakarta--Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Jawa Timur menargetkan pembangunan 12 ribu unit rumah sederhana tapak (RST) pada 2017. Bila dibandingkan dengan realisasi 2016 yang mencapai sembilan ribu unit, pembangunan RST tahun ini naik 33,3 persen. Ketua Apersi Jatim Soepratno mengakui, unit rumah yang bisa disediakan developer pada tahun lalu memang tidak banyak karena terkendala kesiapan pengembang. ’’Nah, tahun ini pengembang memiliki persiapan yang matang. Ada yang sudah mengantongi izin hingga sedang melakukan pematangan lahan,’’ terangnya. Optimisme pengembang juga dipengaruhi proyeksi perbaikan pertumbuhan ekonomi sehingga permintaan rumah subsidi diperkirakan meningkat. Penyebaran 12 ribu unit rumah tersebut merata di seluruh Jatim, kecuali di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Sebab, harga tanah di tiga daerah itu tinggi. Madura menjadi kawasan potensial untuk pembangunan rumah subsidi, terutama di Bangkalan yang berdekatan dengan Suramadu. ’’Potensi pasarnya ada di Surabaya. Sebab, jarak tempuhnya relatif singkat jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Madura,’’ kata Soepratno. Menurut dia, sudah ada pengembang yang membangun rumah sederhana tapak di Bangkalan. Luas tanah yang diizinkan mencapai sepuluh hektare. Namun, luas masih bisa dikembangkan hingga 12 hektare. Berdasar perhitungan, harga tanah ideal berada di bawah Rp 100 ribu per meter. ’’Kalau di atas Rp 100 ribu per meter persegi, susah membangun rumah sederhana dengan harga yang dipatok Rp 123 juta per unit,’’ ungkapnya. Pemerintah sudah menetapkan harga rumah sederhana tapak naik 5–7 persen tiap tahun. Pada 2016 lalu, harganya mencapai Rp 116,5 juta. Karena itu, pengembang menyiasati hal tersebut dengan membangun rumah di lahan yang harga tanahnya masih terjangkau. Apalagi, sebelum membangun, pengembang juga butuh modal yang tidak sedikit untuk pembelian tanah dan perizinan. ’’Untung, sudah ada lembaga keuangan nonbank yang mau masuk dan membiayai para developer,’’ urainya. (jpnn)