SMGR Tekan Emisi Gas Rumah Kaca Hingga 22 persen
KOLAKAPOS, Jakarta--PT Semen Indonesia (SMGR) berhasil mengurangi penggunaan bahan bakar fossil seperti batu bara dengan bahan bakar alternatif dari biomasa pada pabriknya. Bahan bakar alternatif yang dipakai SMGR ini, bisa mengurangi emisi gas rumah kaca dalam mendukung rehabilitasi dan konservasi lingkungan.
"Kami telah berhasil melakukan Proyek Clean Development Mechanism (CDM) melalui subtitusi batubara dengan bahan bakar alternatif dari biomasa di Pabrik Tuban. Melalui proyek CDM, kami telah membantu penurunan emisi gas rumah kaca untuk mendukung dan konservasi lingkungan," kata Direktur Utama SMGR Rizkan Chandra, di Jakarta. Meski belum 100 persen melakukan perubahan penggunaan bahan fossil, Rizkan berharap, subtitusi batu bara dengan bahan bakar alternatif yang dilakukan perusahaan di seluruh pabrik ini bisa menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 22 persen pada 2020 mendatang. "Pemakaian biomasa memang belum bisa secara full menggantikan bahan bakar saat ini. Tahun lalu, kami disuruh pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca 3 persen, tapi kami mampu menekan hampir 13 persen. Di 2020, kami optimistis bisa tekan hingga 22 persen," tegasnya. Langkah Semen Indonesia menurunkan emisi gas rumah kaca ini mendapat tanggapan positif dari Kementerian BUMN dan Kementerian Perindustrian. Menurut Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategi Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, langkah yang dilakukan perseroan sangat tepat baik bagi perusahaan, masyarakat dan linkungan. "Dan harusnya cara SMGR ini bisa menjadi panutan bagi perusahaan-perusahaan lainnya. Semen Indonesia ini milik rakyat dan perusahaan terbuka, meski sebagai salah satu perusahaan yang mengejar keuntungan, kepentingan masyarakat dan lingkungan tetap perlu didahulukan," kata dia. (chi/jpnn)