BTN Bangun Rumah Harga Rp 75 Juta
KOLAKAPOS, Jakarta--Pemerintah terus berupaya menyediakan rumah murah untuk masyarakat.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dan Perum Perumnas bekerjasama untuk menyediakan rumah, dengan harga Rp 75 juta.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, rumah tersebut akan dijual dengan skema kredit pemilikan rumah (KPR) mikro. Rencananya, fasilitas tersebut rilis 9 Februari 2017.
"Sebenarnya sudah jadi mungkin akan kita launching pada hari ulang tahun BTN 9 Februari," kata dia di Kementerian BUMN Jakarta.
Menurutnya, KPR mikro ini ditujukan untuk pembelian rumah baru, second, bahkan renovasi.
Akan tetapi, KPR ini ditujukan untuk komunitas yang juga berlaku sebagai jaminan. "Sebetulnya mikro bisa dipakai membeli rumah baru, renovasi, second, rumah jadi kita beli. Yang beli community sifatnya. Jadi kita nggak bisa melayani satu-satu tapi community,” bebernya.
Maryono memberi contoh, misalnya, community pedagang baso, pedagang martabak dan sebagainya. Maksimum mereka akan mendapatkan Rp 75 juta.
Rumah sendiri akan dibangun Perumnas. Dia mengatakan, besarnya plafon kredit juga sama dengan harga rumah.
"Sama Rp 75 juta. Jaminan itu (komunitas) saja cukup," ujar dia.
Ditanya lokasi, Maryono mengincar beberapa tempat antara lain Semarang dan Bogor. "Kita mau coba Semarang sama daerah Bogor," ungkap dia.
Di tempat yang sama, Direktur Produksi Perumnas Kamal Kusmantoro mengatakan, untuk harga jual rumah tidak hanya memperhitungkan bangunan, tapi juga tanah. Bangunan rumah sendiri nilainya Rp 1,4 juta per meter.
Menurut Kamal, untuk program BTN lokasi yang cocok atau Rp 75 juta berada di Jonggol, Bogor.
"Kita lagi cari supaya match programnya dengan BTN, kelihatannya bisanya di lokasi jauh Jabodetabek. Kita memang punya lokasi di Jonggol, 100 ha lebih," kata dia, seperti diberitakan Indopos (Jawa Pos Group).
Namun, Jonggol sendiri bukan tanpa kendala. Lantaran belum ada akses air minum di wilayah tersebut. Oleh karena itu, dia akan meminta bantuan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) untuk ketersediaan air minum.
"Mestinya kuat kalau ada bantuan sarana dan prasarana PU-Pera termasuk air minum, kalau dibantu PU kita hanya pematangan tanah dan bangun rumah kelihatannya bisa," pungkasnya. (jpnn)