Emiten di Indonesia Kalah dari Thailand dan Singapura
KOLAKAPOS, Jakarta--Animo perusahaan untuk melantai di bursa meningkat seiring situasi yang makin kondusif.
Dua perusahaan resmi mencatatkan penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (10/5).
Initial public offering (IPO) tersebut dilakukan PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU) dan PT Cahayasakti Investindo Sukses Tbk (CSIS).
TAMU yang menjadi emiten ke-542 adalah perusahaan penyewaan kapal penunjang dan lepas pantai.
Sementara itu, CSIS adalah perusahaan yang bergerak di bidang furnitur.
Corporate Secretary TAMU Samudra Leo Tangkilisan menyatakan, dana hasil IPO akan digunakan untuk menambah jumlah kapal.
Saat ini, perseroan memiliki lima kapal, yaitu satu kapal anchor handling tug supply (AHTS) dan empat kapal accommodation work barge (AWB).
Saham TAMU yang dilepas ke publik mencapai 3,75 miliar dan berhasil meraup dana Rp 82,5 miliar.
Di sisi lain, CSIS melepas 207 juta lembar saham kepada publik senilai Rp 62,1 miliar.
Dana hasil IPO digunakan untuk menambah modal kerja, belanja modal, dan pembayaran utang pokok.
CSIS berencana mengembangkan central business district (CBD) seluas 30 hektare di Bogor.
Sementara itu, Hartadinata Abadi, sebuah produsen dan penyedia perhiasan emas juga melaksanakan due diligence & public expose rencana IPO.
Total saham yang ditawarkan mencapai 1,5 miliar lembar saham atau setara 30 persen dari jumlah modal disetor. Perseroan berencana IPO pada 20 Juni mendatang.
BEI menargetkan 35 perusahaan melakukan IPO sepanjang tahun ini.
Tahun lalu, realisasi emiten baru mencapai 16 perusahaan.
Dengan total 542 perusahaan, jumlah emiten di Indonesia terhitung sedikit jika dibandingkan dengan bursa negara-negara tetangga.
Misalnya, bursa Singapura memiliki 769 emiten. Sedangkan Thailand mempunyai 733 emiten. (jpnn)