Enam Penimbun Cabai Ditangkap Tim Mabes Polri

KOLAKAPOS, Mataram--Tim Mabes Polri melakukan pengawasan terkait dengan ketersediaan pangan menjelang bulan suci Ramadan.
Pengawasan dilakukan dengan melakukan inspeksi mendadak ke beberapa tempat. Hasilnya, polisi mengamankan sejumlah penimbun cabai. Salah satunya di daerah Gegutu Kota Mataram.
Kapolda NTB Brigjen Pol Firli membenarkannya. Namun dia belum mau membeberkannya lebih jauh. Menurutnya, diamankannya sejumlah pengepul ini dalam rangka pemeriksaan.
Satgas pangan dari Bareskrim sudah melakukan pengecekan di 5 pasar di NTB.
Hasilnya ada 6 penimbun cabai yang diperiksa oleh Bareskrim. Tiga diantaranya diperiksa di Polda NTB dan tiga lainnya akan diperiksa di Jakarta.
Hanya saja Kapolda mengaku tidak bisa memastikan berapa jumlahnya. “Untuk berapa jumlahnya saya tidak tahu persisnya. Yang jelas ada. Bisa saja dilakukan pemeriksaan itu di Mabes Polri,'' katanya
Kapolda menambahkan jika nantinya ada tindak pidana yang dilakukan, tentunya akan dilakukan penyidikan oleh kepolisian.
“Kita akan tindak lanjuti ke penyidikan kalau memang ada tindak pidananya,’ ’ tandasnya.
Polda melalui tim khusus yang dibentuk akan terus melakukan pengawasan terkait dengan ketersediaan pangan dengan melakukan sidak.
Hasil pantaun selama dua pekan terakhir, ketersediaan pangan seperti beras, gula dan minyak goreng dinyatakan cukup.
“Bahkan kalau beras sampai 6 bulan kedepan masih cukup. Bawang merah dan putih juga demikian,’ ’ ujar Firli.
Cabe rawit dan cabe merah yang disebut melonjak sampai harga Rp 100 ribu. Namun setelah dilakukan pengecekan, ternyata paling mahal seharga Rp 40 ribu per kilo gram.
“Itu dari hasil laporan yang saya terima dari masing-masing Polres,” katanya.
Kapolda telah menginstruksikan Dirreskrimsus dan Direktur Intel untuk mengikuti arus logistik ini. Dimulai dari lokasi perindustrian sampai ke pergudangan dan distribusi serta diakhiri dengan daerah pemasaran.
Langkah ini untuk mencegah terjadinya kelangkaan akibat permainan spekulan dengan melakukan penimbunan.‘ ’ Itulah yang kita pantau,’ ’ imbuhnya. (jpnn)