Inilah Perkembangan Proyek Kereta Semicepat Jakarta-Surabaya
KOLAKAPOS, Jakarta--Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan, pihaknya belum mencapai kesepakatan dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) mengenai investasi untuk proyek kereta semicepat Jakarta-Surabaya.
Budi Karya Sumadi mengatakan, beberapa waktu lalu, JICA memang sudah menyerahkan hasil feasibilitu study (FS) yang mereka kerjakan.
Namun, hasilnya masih belum sesuai dengan harapan. Budi mengatakan, hitungan yang sudah dibuat JICA masih terlalu mahal.
Tapi, mengenai angkanya, Budi masih belum mau membeberkan. Yang pasti, Kemenhub meminta JICA menghitung kembali.
”Kami lagi minta mereka hitung kembali. Dengan teknologi yang baik, tapi lebih kompetitif harganya,” tutur Budi saat ditemui di Gedung DPR-RI.
Pembangunan kereta semicepat Jakarta-Surabaya rencananya akan dilakukan secara bertahap. Dimulai pada 2018 atau 2019.
Pembangunan tahap awal akan dilakukan untuk rute Jakarta-Semarang. Namun, kepastiannya masih belum didapatkan karena terus dikaji bersama JICA.
Proyek tersebut ditaksir menelan biaya sekitar Rp 60 triliun. Budi mengatakan, tantangan utama dalam membangun proyek ini ialah penyelesaian perlintasan sebidang.
Jalur Jakarta-Semarang, misalnya, melewati sekitar 400 perlintasan sebidang. Total dari Jakarta hingga Surabaya ada lebih dari 900 lintasan sebidang.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga bertugas untuk membangun flyover atau underpass di lintasan sebidang sepanjang jalur kereta semicepat tersebut.
Menurut Kepala Biro Kominikasi Publik kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja, ada lebih dari 900 lintasan sebidang yang dilalui jalur kereta itu.
Namun, hingga saat ini, kementerian PUPR belum mendapat informasi berapa banyak flyover yang akan dibangun.
Rencananya, dalam pembangunan flyover itu, Kementerian PUPR juga akan dibantu oleh JICA. Pengurusan perlintasa sebidang sepanjang jalur kereta semicepat itu diperkirakan akan menelan biaya hingga Rp 20 triliun. (jpnn)