KOLAKAPOS, Andoolo -- Pemerintah Daerah (Pemda) Konawe Selatan (Konsel), melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bekerjasama dengan United States Agency For International Development - Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (USAID-APIK) menyelenggarakan Jambore Kelompok Siaga Bencana (KSB).
Kegiatan ini dimulai Tanggal 20-22 September 2018, bertempat di Lapangan Upacara Kabupaten dan Aula Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) di Andoolo, Jambore dibuka oleh Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Konsel, Ir. Armansyah, dan dihadiri Kepala BPBD Konsel, Ir. H. Adywarsyah Toar, M.Si, dan Regional Manager USAID Wilayah Sultra, Buttu Ma'dika serta kelompok siaga bencana yang tersebar di Kecamatan dan Desa se-Konsel.
Bupati Konsel Surunuddin Dangga melalui Plt Sekda Konsel, Armansyah, mengatakan pembentukan KSB atau Tim Reaksi Cepat (TRC) Konsel, diharapkan bukan hanya seremonial belaka tapi harus menunjukkan komitmen dan kepedulian terhadap, upaya penanganan bencana khususnya Konsel, baik bencana yang disebabkan oleh faktor alam, non alam, maupun ulah manusia yang berakibat menimbulkan korban jiwa, harta benda, kerusakan lingkungan dan dampak fsikologi traumatik pada masyarakat.
"Pembentukan TRC merupakan salah satu bentuk kepedulian Pemda Konsel, dalam upaya melindungi segenap warganya dari ancaman dan resiko bencana melalui upaya-upaya pengurangan resiko bencana, salah satunya adalah peningkatan kesadaran dan kapasitas kemampuan TRC sehingga melahirkan kekuatan dan potensi yang dimiliki yang membuat mampu mencegah, mengurangi, siap siaga menanggulangi bencana dengan cepat dan tepat dalam kondisi apapun," jelasnya.
Ditempat terpisah, Kepala BPBD Konsel, Adywarsyah mengatakan pihaknya menyambut baik kolaborasi dengan APIK, karena jambore ini sangat relevan dengan strategi pembangunan Konsel “Desa Maju Konsel Hebat”, yang menitik beratkan pada pemberdayaan masyarakat desa. Seperti diketahui wilayah Konsel rawan bencana, terutama banjir, sehingga peningkatan kapasitas masyarakat terkait kebencanaan sangat penting.
"Data dari BPBD menunjukkan banjir di Konsel semakin meluas, misalnya tahun 2017 banjir melanda 4 Kecamatan yang melingkupi 7 Desa, sementara di 2018 menjadi 15 Kecamatan yang menaungi 62 desa. Pada bulan Juli 2018, akibat hujan terus-menerus, Kecamatan Laeya dan Ambesea terendam banjir yang mengakibatkan masyarakat mengungsi, sawah gagal panen, dan jalan trans Sulawesi terputus," rincinya.
Sementara itu, Manajer Regional Sultra program APIK, Buttu Ma’dika mengatakan, fokus dari jambore ini adalah KSB sebab mereka ujung tombak ketangguhan masyarakat desa. Dengan statusnya yang telah terlembagakan, maka KSB perlu terus didukung melalui peningkatan keterampilan serta menghubungkannya, dengan lembaga lain untuk mendorong kerja sama. Selain itu, dengan keberadaan KSB, maka isu adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana diharapkan akan mendapat porsi dalam perencanaan pembangunan desa.
"Jambore KSB, turut menggandeng Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan menggelar penanaman lebih dari 300 bibit pohon trembesi dan tanjung di wilayah seputar taman kota Andoolo, kantor Bupati, dan taman Masjid Raya. Penanaman pohon dilakukan secara simbolis sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan," ungkapnya.
Untuk diketahui, APIK merupakan program berdurasi lima tahun, dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) untuk membantu Indonesia mengelola risiko bencana dan iklim. APIK bekerja memperkuat kapasitas Pemerintah Indonesia ditingkat nasional, provinsi, hingga tingkat lokal. Dengan menggunakan pendekatan lanskap, APIK juga bekerja langsung dengan masyarakat dan sektor bisnis agar secara proaktif mengelola risiko, serta meningkatkan kapasitas para pemangku kepentingan untuk mengakses, memahami, dan mengomunikasikan informasi iklim. ( K5/b)