KOLAKAPOS, RUMBIA -- Penyebaran penyakit Tuberkulosis (TB) yang juga dikenal dengan singkatan TBC, tidak memandang usia. Jenis penyakit ini siapa saja bisa terserang, baik orang dewasa maupun anak -anak. Data dinas kesehatan (Dinkes) Bombana pada triwulan ke II tahun ini tercatat ada 121 kasus di 22 Puskesmas.
Mendeteksi adanya gejala dan penyebaran penyakit tersebut, tentu tidak hanya dibutuhkan tenaga dan kesiapan para tenaga medis, peran masyarakat juga sangat penting dalam upaya penanggulangan dan pencegahannya.
Mendukung hal itu Dinkes Bombana menggandeng masyarakat sebagai Juru Pemantau Batuk (Jumantuk). Hal tersebut ditandai saat digelarnya sosialisasi dan penyuluhan tentang tata cara mencegah dini penyakit TBC di masyarakat, bersama dengan programmer TBC dan dipandu oleh petugas mikroskopis.
Mengenai tata caranya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Bombana Andi Ira Angraeni mengatakan, Jumantak akan melakukan kunjungan dari rumah ke rumah warga, gunanya untuk melihat dan mendata jika ada warga atau keluarga yang batuk atau terdapat gejala TBC.
"Maraknya penyakit ini sehingga menjadi perhatian yang sangat serius dari institusi kami, untuk itu cara Sosialisasi ini dilakukan sebagai langkah dalam upaya penanggulangannya," ucap Andi, Senin (24/9).
Mengenai kesiapan anggaran dari kegiatan masyarakat (Jumatak) kata dia, bersumber dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), adapun wilayah yang telah melakukan pelatihan Jumantak ini yaitu kecamatan Poleang Utara, Rumbia, Tontonunu, Lomba Kasih, Rumbia Tengah, Poleng Timur, Rarowatu dan Poleang Tenggara.
"Jumantak ini sudah diberi SK yang nantinya mereka juga sebagai koordinator. Meraka juga ini bisa dikatakan kader kesehatan di Puskesmas," tuturnya.
Sementara itu, kepala dinas kesehatan Bombana dr. Sunandar menjelaskan, pemerintah tidak hanya melakukan imunisasi dan gizi sebagai isu strategis, namun program penuntasan penyakit TBC merupakan salah satu isu tersebut yang diketahui selama ini menjadi masalah ditengah masyarakat.
Untuk peningkatan kapasitasnya mantan kepala Puskesmas Poleang itu menambahkan, para petugas akan dilatih di Dinkes provinsi Sultra. Ia pula menegaskan penyakit TBC tidak ada hubungannya dengan faktor genetik atau turunan. "Cara penanggulangan penyakit ini yaitu membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat," singkatnya. (k6/b)