KOLAKAPOS, Andoolo -- Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Konsel, menggelar pelatihan pengolahan hasil tanaman jeruk berbasis Home Industri. Tujuannya, untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan petani, sekaligus mendorong pendapatan dan taraf hidup para petani jeruk, Kamis (28/11).
Kegiatan ini diikuti sebanyak 45 peserta, terdiri dari kelompok tani jeruk dan pendampingnya yakni Kepala Pertanian Kecamatan (KPK), serta Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) se-Konsel. Kegiatan ini dipandu oleh Kepala Laboratorium Kewirausahaan dan Agribisnis, Shohwatul Is'ad Ma'rang Pangkep, Syaiful Azmi, yang mempraktekkan dan mengajarkan langsung cara mengolah dan merubah biji, saripati dan kulit jeruk menjadi dodol, keripik, permen dan bahan dasar lulur dan kosmetik yang tentu memiliki nilai ekonomi.
Dalam sambutannya, Kadis TPHP Konsel Akbar, menyampaikan terimakasih dan apresiasi atas kesediaan kelompok tani jeruk yang memiliki sentra kebun memadai, dalam rangka untuk diberikan ilmu atau pemahaman terkait dari buah jeruk yang memiliki banyak faedah dan khasiat, yang kesemuanya bisa dimanfaatkan tanpa satupun yang terbuang.
"Olehnya itu, dengan adanya pelatihan ini diharapkan bisa menciptakan produk olahan jeruk berkualitas, yang juga menjadi ciri khas daerah Konsel, termasuk membantu menciptakan dan menyediakan pasar agar roda ekonomi berputar dengan cepat, yang berimbas meningkatnya kesejahteraan rakyat," jelas Akbar.
Lanjutnya, pada kegiatan ini perlu juga dibahas bagaimana cara meningkatkan produksi jeruk dengan kualitas yang tidak kalah dari daerah lain, dengan memanfaatkan teknologi tepat guna, sehingga hasil panen nantinya melimpah dan bisa panen sepanjang tahun. Dengan target dapat memenuhi permintaan pasar lokal maupun skala nasional.
"Kita juga akan terus lakukan pelatihan keahlian pada bidang lainnya, sejalan juga dengan target kita dalam mewujudkan peningkatan produksi dan produktifitas hasil pertanian secara merata," pungkasnya. Sementara itu, Kabid Holtikultura Ansar menjelaskan, pelatihan ini merupakan langkah alternatif, untuk menambah penghasilan petani ketika produksi jeruk melimpah, tetapi tidak sebanding dengan pengeluaran akibat menurunnya harga beli, termasuk jeruk yang tidak dianggap layak bisa diolah dan dikemas menjadi produksi olahan yang bernilai ekonomis. "Yang mana tercatat produksi jeruk Konsel sebanyak 7 ton perhektar, yang sekaligus telah ditetapkan sebagai kawasan pengembangan jeruk oleh Kementan, yang berdampak banyaknya stok hasil panen yang tidak terjual atau tidak terkirim ke daerah lain akibat sesuatu hal, jadi solusinya adalah menciptakan produksi olahan," tutur Ansar.
Olehnya itu, tambah dia, Dinas TPHP mengundang ahlinya untuk memaparkan dan mempraktekkan langsung cara memanfaatkan buah jeruk tersebut, sehingga kelompok tani bisa terlatih dengan harapan kegiatan ini berjalan dengan baik dan dapat diterima oleh kelompok tani lainnya.
"Tujuannya ingin memberikan pemahaman kepada para petani, terkait pola hasil tanaman jeruk yang akhir-akhir ini keliatan produksinya fluktuatif, dengan harapan para petani dapat memahami maksud dari kegiatan ini yang bukan hanya menghasilkan dana dari menjual dalam bentuk buah, tetapi hal lain yang bisa bernilai ekonomi," pungkasnya. (k5/b)