SPBU Potoro Diduga Langgar Aturan

  • Bagikan
Mobil yang memuat puluhan jerigen BBM, terlihat sedang terparkir di SPBU Potoro sambil menunggu jerigen lainnya terisi full. FOTO: Saprudin/Kolaka Pos

Utamakan Pengisian Jerigen dan Tangki Rakitan

KOLAKAPOS, Andoolo--Masyarakat Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), menyoroti dan mengeluhkan pelayanan Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) Potoro, Kecamatan Andoolo, yang setiap harinya lebih mengutamakan pengisian jerigen dan mobil yang menggunakan tangki rakitan, dibanding kendaraan umum. Hingga banyak konsumen yang antri dan tidak kebagian BBM lagi. Tak hanya itu, masyarakat juga keluhkan BBM yang cepat habis, dan kejadian ini sudah berlangsung lama, hal tersebut diungkapkan Luddin (30) salah satu konsumen, ia mengaku jengkel SPBU tersebut tidak seperti di SPBU lainnya, misalnya Kendari yang sampai malam BBM masih ada. "SPBU Potoro ini, paling lama pengisian BBM-nya sampai jam 10.00 Wita saja, setelah itu sudah habis. Padahal konsumen yang dilayani SPBU tersebut tidak seberapa, saya lihat penyebab utamanya karena lebih diutamakan pengisian jerigen dan tangki rakitan," keluhnya. Lanjutnya, fenomena pengisian BBM oleh pihak SPBU Potoro, langsung ke jerigen dan mobil-mobil tangki rakitan, bukan hal yang disembunyikan lagi. Pasalnya, setiap harinya kejadian itu terjadi di SPBU tersebut. "Mulai dari pengisian BBM jenis solar, pertalite, maupun premium, pihak SPBU Potoro melegalkan pengisian langsung ke jerigen, dan setiap hari itu terjadi," bebernya. Hal serupa juga dikeluhkan wakil bupati LIRA Konsel Dedi Arman, pasalnya selain keluhan masyarakat, dirinya juga mendapati langsung kejadian yang sama, yakni oknum karyawan SPBU Potoro lebih mengutamakan pengisian jerigen dan tangki rakitan dibanding kendaraan umum. Kejadian ini sudah berapa tahun berlangsung. "Saya heran juga, kok manager SPBU itu tidak melarang karyawannya, untuk tidak mengutamakan pengisian jerigen dan tangki rakitan. Anehnya, pihak manager malah ikut menyaksikan kejadian tersebut, tanpa ada tindakan apapun," tegasnya. Selain itu, sambung Dedi, pihaknya mendapati para pemilik jerigen dan tangki rakitan, sering memberikan uang tip kepada oknum karyawan SPBU dari harga normal BBM perliternya, patut diduga itu adalah pungli karena uang tersebut tidak diketahui peruntukannya. "Dari pantauan saya, ada harga yang ditetapkan karyawan SPBU, kepada pemilik jerigen dan tangki rakitan yang diisi dan itu diluar harga normal BBM yang telah ditetapkan pihak Pertamina. Menurut keterangan teman saya, yang juga pemilik jerigen, uang tip itu memang benar untuk pembayaran pengisian jerigen dan tangki rakitan," ungkapnya. Ditambahkan Dedi, pihaknya juga masih mencari regulasi terkait perubahan status solar subsidi, tiba-tiba menjadi industri di SPBU tersebut. Sementara itu, Manager SPBU Potoro Samsudin saat dikonfirmasi via sms, membenarkan SPBU melakukan pengisian BBM langsung ke jerigen dan tangki rakitan, pasalnya menurut dia BBM jenis solar dan pertalite sudah beralih menjadi industri, bukan lagi subsidi sehingga pengisian jerigen bebas. "Untuk pengisian premium itu juga bebas mengisi lewat jerigen, karena adanya rekomendasi pemerintah, dalam hal ini Kepala Desa," katanya. Namun ketika hendak mengkonfirmasi terkait bukti rekomendasi dan Kades mana, yang mengeluarkan rekomendasi pengisian premium langsung ke jerigen, Ia tidak menjawab pertanyaan tersebut dan ketika media ini menelepon, Samsudin tidak mau mengangkat telepon. (k5/b)

  • Bagikan