Desa Nikkel, Surga Tanaman Herbal Di Wilayah Tambang Vale

  • Bagikan
Kades Nikkel, Basar Jalali Tosalili, saat membersihkan tanaman herbalnya

Upaya dari seorang Kades dan masyarakatnya untuk memanfaatkan lahan tidur menjadi surga bagi aneka dan ragam tanaman obat yang bisa dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan, bahkan dapat menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan bisa di buktikan di desa Nikkel. Menjadi sebuah desa yang dikenal dengan nama desa herbal adalah manifestasi dari konsep keberlanjutan yang di dukung oleh PT. Vale itu menjadi salah satu identitas desa dan masyarakatnya yang memilki komitmen kuat untuk memajukan peradaban. Simak laporannya berikut ini.

Mirwanto Muda, Sorowako

Sinar mentari masih terasa terik menembus jendela bus kami yang berhenti disebuah persimpangan jalan di wilayah perkampungan yang masih masuk dalam wilayah Kontrak Karya PT. Vale Indonesia Tbk. Namun semilir angin dan rimbunnya daun pepohonan yang berbaris tak jauh dari persimpangan itu mampu menghempaskan panas dan teriknya sinar matahari di siang bolong itu. "Kita sampai di Desa Nikkel, ayo kita turun, pak desa sudah menunggu kita," ajak Sihanto Bela, eksternal comunication PT. Vale Indonesia yang menemani rombongan media visit pada awal Agustus kemarin. Memang bukan hal yang aneh bila udara dan suasan di sekitar tempat itu begitu teduh meski disiang hari. Bahkan Hijaunya daun-daun dari bergam jenis tumbuhan Herbal yang ada di salah satu sudut desa itu menambah kesejukan saat berada ditempat itu. [caption id="attachment_82084" align="alignleft" width="826"] Plang Taman Herbal desa Nikkel[/caption] Desa Nikkel adalah sebuah desa yang berada di Wilayah kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur Propinsi Sulawesi Selatan. Desa itu menjadi salah satu tujuan dari kegiatan media visit kami di wilayah Kontrak Karya PT. Vale Indonesia Tbk. Desa ini terletak di wilayah kontrak karya PT. Vale Indonesia yang jaraknya hanya sekitar tujuh kilometer dari lokasi pabrik smelter PT. Vale. Di Desa ini kami diajak untuk melihat program pemberdayaan masyarakat dari PT. Vale yang sudah dan sedang berjalan beberapa tahun lalu. Sebuah papan plang berukuran sekitar 1 m x 0,5 meter yang bertuliskan "Tanaman Herbal Nikkel Moahi Lalo" seolah menjadi ucapan selamat datang sekaligus mengenalkan tempat itu sebagai lahan ditanamanya beragam tanaman herbal ditempat itu. "Moahi lalo itu bahasa sini, artinya bagus Sekali," kata Nyonya Basar Jalali Tosalili, Istri dari Kepala Desa Nikkel menjawab pertanyaan saya. Taman Herbal di desa yang berpenduduk sekitar 5.000an jiwa itu dirintis oleh Kepala Desa bernama Basar Jalali Tosalili bersama Istrinya sejak tahun 2016 lalu. Basar mengatakan, sebelumnya lokasi yang berukuran sektar 200 x 10 meter yang membujur dari barat ke timur itu hanya merupakan lahan tidur, bau dan tidak terurus. "Disini dulu kotor sekali, tempatnya orang buang sampah, kotoran sapi, pokoknya tidak terurus, dan ini masih masuk lokasi konsesi PT. Vale, dari situ saya kemudian berinisiatif bersama warga, ibu-ibu disini untuk menanam tanaman herbal, awalnya kita kerjakan secara manual saja," kenang Basar, membuka perbincangan dengan rombongan Media Visit. Dirinya kemudian berinisiatif untuk mengubah lahan itu menjadi sebuah tempat yang bermanfaat dengan dukungan dari ibu-ibu PKK di desanya. Dan bagai gayung bersambut, impiannya itu pula terwujud berkat dukungan penuh dari perusahaan tambang nikel yang ada di daerahnya melalui program pemberdayaan masyarakat atau CSR PT. Vale Indonesia. "Dan setelah pihak perusahaan lihat sudah bersih, sudah ada tanaman walaupun masih sedikit, akhirnya kita dibantu, dan Alhamdulillah, saat ini sekitar 130 lebih jenis tanaman herbal kami kembangkan disini, kita pelihara dan rawat terus setiap harinya,dan murni kita gunakan pupuk kompos, tidak ada gunakan bahan kimia, dan pupuk kompos itu juga buatan dari ibu-ibu dan masyarakat sekitar, jadi kita tidak pernah beli pupuk kimia," papar Basar sembari membersihkan tanaman Sereh Merah (Cymbopogon clatrus) yang ditanaman dalam pot hitam. Mengunjungi tempat ini, sepanjang taman, kita akan melihat jejeran media tanam (pot-pot) dengan ragam tanaman herbal atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih dalam pengobatan atau jenis tanaman yang mengandung bahan atau zat aktif yang berguna untuk pengobatan. Pada media tanam itu tak lupa disematkan nama tumbuhan lengkap dengan nama latinnya serta kegunaannya untuk kesehatan. Selain ditanam pada media tanam pot, beberapa jenis tanaman herbal juga ditanam langsung di lahan itu dan tumbuh subur, seperti tanaman sirsak dan lain sebagainya. Dengan ratusan koleksi tanaman herbal berbagai jenis, ditempat itu pula diproduksi jamu dan obat-obatan herbal secara rumah tangga namun telah dikemas dan berlabel. Beberapa hasil produksinya itu juga di pajang dan diperlihatkan kepada kami. "Dukungan perusahaan sangat besar, selain dibantu pengadaan bibit, juga kita dibantu pelatihan dalam produksi jamu dan obat-obat herbal yang pelatihnya memilki sertifikasi nasional, bahkan saat ini produk kami sudah memiliki sertifikat dari layak untuk dikonsumsi," terang Basar. Dia juga menambahkan produk herbal tersebut juga kini sudah dipasarkan sehingga bisa menambah perekonomian dari ibu-ibu PKK di desanya. Keberadaan taman herbal dan produksi jamu dan obat-obatan herbal di desanya itu juga kata Basar telah memberi manfaat untuk kesehatan dan penyembuhan warga sekitar. Bahkan setiap dua bulan sekali diadakan "Posyandu Herbal" dengan mendatangkan sepesialis herbal untuk melakukan praktek pengobatan herbal secara gratis dengan bantuan perusahaan. "Jadi ada posyandu herbal, setiap dua bulan sekali, didatangkan spesialis herbal bantuan PT. Vale, dan resepnya dari sini langsung diambil, gratis, banyak yang terbukti dan sudah kurang warga yang ke rumah sakit," terangnya. Memperkenalkan budidaya dan pemanfaatan tanaman obat tradisional memang menjadi salah satu Program Pengembangan Masyarakat dari PT. Vale . "Menanamkan gaya hidup sehat alami dan merawat kearifan lokal menjadi landasan penerapan program pemberdayaan masyarakat di sektor kesehatan," jelas Iskandar Ismail, Social Development Program (SDP) Officer PT Vale, yang juga mendampingi kami dalam kujungan ke desa herbal tersebut. Tambahnya dari 10 titik yang ada di kecamatan Nuha untuk program pengembangan itu, hanya Desa Nikkel yang komitmen dan bertahan mengembangkannya. Tambahnya pula dengan dukungan pemerintah setempat Desa Nikkel juga menjadi sebuah pilot project untuk pengembangan lebih lanjut kedepannya. " Dan dari asesemen teman-teman di pemerintahan atau dari dinas kesehatan, hasil uji lab dari produk disini dari sisi kesehatan aman untuk dikonsumsi, dan mereka juga mensuport program ini, dan kedepannya kita akan planingkan di empat kecamatan di sini bisa ada seperti ini," tambah Iskandar Ismail. (mir)
  • Bagikan