KOLAKAPOSNEWS.COM, Tirawuta -- Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) kembali melaksanakan rembuk stunting pada Senin (29/3). Ini adalah aksi ketiga yang dilakukan Pemkab Koltim dalam upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting di wilayahnya. Kegiatan ini dibuka oleh Plt Bupati Koltim, Hj Andi Merya Nur di Aula Kantor Bappeda dan Litbang, yang dihadiri sejumlah pimpinan OPD dan tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Andi Merya menyampaikan aksi ini untuk mendukung prioritas nasional penurunan stunting. Sehingga, dapat meningkatkan integritas intervensi gizi prioritas bagi rumah tangga 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). "Upaya percepatan dan pencegahan stunting ini merupakan program pemerintah secara nasional yang berjenjang dan berkelanjutan secara terus-menerus, baik kategori desa lokus maupun desa yang tidak masuk dalam lokus. Dimana masyarakat wajib secara keseluruhan untuk ikut terlibat dan berupaya bersama-sama mencegah sebelum terjadi kondisi stunting, yang sering disebut kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah dua tahun, disebabkan kurang gizi kronis dan terjadi sejak ibu mulai mengandung sampai anak usia dua tahun," paparnya.
Ia menjelaskan dalam hal pencegahan stunting pemerintah pusat sangat serius melaksanakan pengendalian penurunan stunting, untuk membebaskan setiap anak Indonesia dari risiko terhambatnya perkembangan otak dan dan fisik. Menurut data Riset Kesehatan (Riskesdes) Kementerian Kesehatan, angka nasional menunjukkan penurunan dari 37,2 persen pada tahun 2013 menjadi 30,8 persen tahun 2018, dan tahun 2019 sebesar 27,7 persen. Sedangkan Koltim berdasarkan data Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat atau e-PPGBM tahun 2019 terhitung 22,3 persen dan tahun 2020 17,5 persen. "Artinya Kolaka Timur dibawah rata-rata nasional, capaian ini keberhasilan kita semua pemerintah dan masyarakat Koltim, yang serius dalam pengendalian pencegahan stunting," ujarnya.
Pelaksanaan intervensi gizi penurunan stunting terintegrasi membutuhkan perubahan pendekatan pelaksanaan program dan perilaku lintas sektor. Tujuannya agar program dan kegiatan intervensi gizi dapat digunakan oleh keluarga sasaran, sasaran rumah tangga 1.000 HPK. "Dimana Pemkab Koltim secara bersama-sama melakukan konfirmasi, koordinasi dan sinkronisasi untuk menghasilkan data analisis situasi serta rencana kegiatan dari OPD penanggung jawab layanan di Kabupaten Kolaka Timur dengan hasil perencanaan partisipatif masyarakat yang dilaksanakan melalui Musrembang desa, kelurahan dan kecamatan dalam upaya penurunan stunting di lokasi focus. Sehingga dari hasil analisa situasi Aksi 1 menghasilkan lokus upaya pencegahan stunting tahun 2020/2021 8 kecamatan, 31 desa sedangkan lokus pencegahan stunting pada tahun 2022 6 kecamatan 16 desa,” pungkas Andi Merya. (m3/b)