Pertamina Target Produksi Migas 693 Juta Barel

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Jakarta--PT Pertamina (Persero) bertekad meningkatkan produksi minyak dan gas bumi pada 2017. Perseroan pelat merah itu menargetkan produksi migas mencapai 693 juta barel setara minyak per hari (mboepd). Jumlah itu meningkat enam persen dari prognosa tahun sebelumnya sebesar 654 mboepd. Jika diperinci, target produksi minyak Pertamina tahun ini sebesar 334 ribu barel per hari (bph). Angka tersebut meningkat dari target 2016 sebesar 313 ribu bph. Sedangkan target produksi gas sebesar 2.080 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Artinya, terjadi peningkatan dari tahun lalu yang sebesar 1.978 mmcsfd. Menurut Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam, target peningkatan produksi migas tahun ini didukung kenaikan produksi di beberapa wilayah kerja Pertamina di dalam negeri maupun luar negeri. "Ada Pertamina EP Cepu, produksi Blok ONWJ juga naik.  emudian Pertamina EP, walaupun sedikit tapi naik dan produksi dari PIEP juga naik," kata dia,kemarin. Beberapa proyek migas Pertamina seperti Matindok dan Paku Gajah juga akan berproduksi tahun ini. Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) terletak di Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Proyek ini memiliki fasilitas produksi gas bumi dari sumur yang telah dieksplorasi maupun dari rencana sumur pengembangan yang berasal dari lima lapangan gas bumi. Yaitu lapangan-lapangan gas Donggi, Matindok, Maleo Raja, Sukamaju, dan Minahaki. Sementara itu, Pertamina menargetkan produksi panas bumi lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Target produksi panas bumi tahun ini sebesar 4.026 giga watt per hours (gwh), atau naik 31 persen dari proyeksi tahun lalu sebesar 3.075 gwh. Ada beberapa alasan Pertamina menargetkan produksi panas bumi tahun ini lebih tinggi dibandingkan 2016 lalu. Salah satunya adalah mulai beroperasinya beberapa proyek panas bumi Pertamina, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong, Ulubelu. Di sisi lain, Pertamina menganggarkan belanja untuk sektor hulu migas tahun ini sebesar USD 3,7 miliar. Jumlah itu sudah termasuk anggaran untuk akuisisi beberapa lapangan migas, baik dalam ataupun luar negeri. Angka ini lebih tinggi dari realisasi tahun lalu yang hanya USD 2,6 miliar. (jpnn)
  • Bagikan