Redenominasi Tak Ganggu Rupiah

KOLAKAPOS, Jakarta--Wacana redenominasi yang dilontarkan Bank Indonesia (BI) dianggap tak akan mengganggu pergerakan rupiah.
Rupiah akan tetap bergerak stabil selama perekonomian domestik tidak bergejolak.
Rupiah akan terpengaruh kalau redenominasi memberi sentimen negatif.
Misalnya, redenominasi membuat inflasi melonjak dan berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi.
”Jadi, pengaruhnya tidak langsung,” tutur Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra.
Menurut Ariston, efek pemberlakukan redenominasi lebih kepada sisi psikologis masyarakat.
Penyederhanaan itu dipersepsi ada pengurangan nilai rupiah. Nah, pemahaman semacam itu berpotensi mengerek laju inflasi.
”Inflasi dalam hal ini maksudnya, pedagang bisa menaikkan harga karena dinilai murah,” imbuhnya.
Menurut Ariston, redenominasi tidak akan memengaruhi transaksi mata uang (trading forex).
Pasalnya, investor luar negeri memahami redenominasi tidak mengurangi nilai tukar.
”Investor asing mengetahui kalau nilai tidak berkurang. Jadi, tidak ada hubungan dengan trading forex,” ucapnya.
Sejatinya, rencana redenominasi itu bisa direalisasikan.
Sebab, kondisi perekonomian masih cukup baik dan mendukung.
Peringkat investment grade (laik investasi) dari Standard & Poor's (S&P) kepada Indonesia menjadi sentimen positif.
”Inflasi juga cukup terkendali,” tegas Ariston.
Di samping itu, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) beberapa hari terakhir terlihat positif.
Rupiah terus mengalami apresiasi dan bertahan di kisaran Rp 13.300 per USD.
Hingga penghujung pekan ini, rupiah disebut akan sideways di level Rp 13.270-13.350 per USD.
”Pertemuan BI diprediksi tidak akan mengubah suku bunga acuan,” ujarnya. (jpnn)