Akbar Tanjung Sebut Tren Golkar Terus Menurun

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Jakarta--Ketua Dewan Kehormatan Partai Golongan Karya Akbar Tanjung khawatir dengan tren elektabilitas partainya yang terus menurun di bawah kepemimpinan Setya Novanto. Menurut Akbar, selain harus melakukan konsolidasi dan perbaikan partai, Golkar juga harus siap bersaing menghadapi partai-partai yang dulunya diisi oleh petinggi partai berlambang pohon beringin teduh itu. Seperti Partai Hanura, Nasdem maupun Gerindra. "Gerindra dan Nasdem bisa jadi kompetitor baru Golkar," kata Akbar saat diskusi "Refleksi Satu Tahun Golkar Kepemimpinan Setya Novanto" di Jakarta, Minggu (21/5). Akbar mengatakan, tren penurunan yang terjadi di Golkar akan berbahaya ke depan jika tidak di benahi. Terutama dalam menghadapi pilkada serentak 2018 maupun pemilihan legislatif serta presiden yang dilakukan bersamaan pada 2019. "Kalau begini trennya akan bahaya ke depan. Ini harus menjadi pikiran internal Golkar," ungkap mantan ketua umum Partai Golkar itu. Dia mengingatkan, pada 1998 Golkar menjadi pemenang pemilu nomor dua di bawah PDI Perjuangan yang kala itu cukup kuat. Namun, pada 2004 Golkar berhasil menjadi pemenang pemilu. Dia tentunya berharap kesuksesan itu bisa terulang. "Tentu saja harapan kami Partai Golkar harus menggunakan waktu yang masih ada dengan sebaik-baiknya untuk bagaimana memperbaiki organisasi," katanya. Dia mengatakan, secara jujur harus diakui secara objektif kalau memang ada kekurangan. Menurut dia, kekurangan itu harus diakui dan diperbaiki sejauh untuk kepentingan partai. "Partai harus diperbaiki. Harus perkuat kelembagaan partai ini," ungkap Akbar. Dia mengatakan, sistem rekrutmen partai pun harus diperkuat. Isu yang diangkat harus yang terkait dengan kepentingan rakyat harus dikedepankan. Golkar juga harus komitmen pada cita-cita reformasi. Salah satunya garda terdepan sebagai partai yang antikorupsi, kolusi dan nepotisme. "Pemberantasan KKN harus diperlihatkan Golkar," kata Akbar. Pengamat politik Hanta Yudha mengatakan, semakin hari tingkat otonom kelembagaan Golkar semakin melemah. Dia mengatakan, Golkar sekarang bergerak lebih banyak ditentukan dari eksternal partai. "Semakin ke sini, saya melihat ada penguasa bayangan. Golkar ditentukan oleh faktor eksternal yang lebih besar," katanya di kesempatan itu. (boy/jpnn)
  • Bagikan