Mengerucut ke Saifullah Yusuf sebagai Bakal Cagub Jatim

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Sidoarjo--Para kiai NU kembali merapatkan barisan menghadapi Pilgub Jatim 2018, sehari setelah adanya dukungan PKB terhadap Saifullah Yusuf. Ratusan kiai mengadakan musyawarah kubra di Ponpes Bumi Sholawat, Sidoarjo, kemarin. Pertemuan selama tiga jam itu menghasilkan delapan poin sikap kiai NU terkait isu politik terbaru. Poin yang terpenting adalah tindak lanjut penetapan Saifullah Yusuf sebagai bakal calon gubernur (cagub) Jatim. Selain para kiai pengasuh pesantren, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menghadiri pertemuan tersebut. Sejumlah anggota DPR dari PKB juga datang. Di antaranya, Arzetty Bilbina Setyawan, An’im Falachuddin Mahrus, dan Syaikhul Islam Ali. KH Anwar Iskandar, pengasuh Ponpes Al Amin, Ngasinan, Kediri, mengatakan bahwa musyawarah kubra diadakan sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi negara. Teror terjadi di mana-mana dan kerap diidentikkan dengan Islam. Umat harus bersatu menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang santun. ’’Harus menunjukkan bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin,’’ jelasnya. Soal pilkada Jatim, para kiai juga menginginkan agar pesta demokrasi untuk memilih pasangan gubernur dan wakil gubernur pada tahun depan berjalan lancar dan tidak gaduh. ’’Apa yang terjadi di Jakarta tidak perlu terjadi di Jatim,’’ kata kiai yang juga menjabat rais syuriah PW NU Jatim itu. Di tempat sama, Muhaimin menyatakan bakal sowan ke Rais Am PB NU sekaligus Ketua Umum MUI KH Ma’ruf Amin untuk menyampaikan hasil musyawarah kubra. Dia berharap lembaga keagamaan dan lembaga Islam tidak terpengaruh aliran radikalisme. ’’Kita akan konsolidasi agar umat Islam tidak ikut radikal, karena Islam sebenarnya agama yang rahmatan lil alamin,’’ jelasnya. Muhaimin juga menegaskan kembali sikap PKB terkait dukungan kiai NU terhadap majunya Saifullah dalam pilgub. Menurut dia, PKB menuruti suara para kiai. ’’Semua sudah mengerucut ke Saifullah Yusuf sebagai bakal calon gubernur,’’ ujarnya. Karena itu, Muhaimin meminta Abdul Halim Iskandar dan seluruh pendukungnya legawa. PKB tidak mungkin berseberangan dengan para kiai. Sebab, PKB dibesarkan oleh para kiai dan ponpes. Untuk kejelasan deklarasi dukungan terhadap Saifullah, PKB masih memproses dan menunggu kesiapan waktu dan teknis. Muhaimin menambahkan, PKB akan membuka lebar-lebar koalisi dengan parpol lain pada pilkada Jatim. Meski sebagai parpol pemenang di Jatim, PKB ingin merangkul semua partai. ’’Semakin banyak semakin bagus. Saat ini, sudah ada beberapa yang berminat koalisi, tapi masih tahap bisik-bisik,’’ lanjutnya. Pengasuh Ponpes Bumi Sholawat KH Agoes Ali Masyhuri memberikan tausiah sebagai bekal kunci sukses PKB. Dia menyatakan, untuk mengelola sebuah organisasi yang baik, diperlukan beberapa hal. Di antaranya, SDM yang harus mendukung dan memadai. Selain itu, jaringan luas dan harmonis serta mengelola partai dengan modal kepercayaan yang besar dari masyarakat. ’’PKB harus cerdas membaca realitas dan mampu mendengar jeritan rakyat kecil,’’ ujarnya. Sementara itu, parpol di luar PKB mulai berhitung dengan dukungan kiai NU terhadap Saifullah. Partai Golkar, misalnya, yang menyatakan bahwa dukungan kiai NU tersebut tidak membatasi demokrasi. Sebab, semua partai di Jatim punya benang merah dengan NU. ’’Kita juga punya banyak kader yang berlatar belakang NU,’’ kata Ketua Bidang Organisasi DPD Partai Golkar Jatim Kodrat Sunyoto. Dia mengingatkan, NU bukan milik satu partai saja. Adanya surat yang hanya ditujukan untuk satu parpol itu perlu dipertanyakan. Namun, dia optimistis Golkar tetap mengusung calon dari NU sebagaimana rencana semula. Golkar juga membuka kemungkinan calon di luar Saifullah. ’’Seperti kemarin, Golkar masih menyurvei akan mengusung antara Gus Ipul (Saifullah) atau Khofifah,” lanjutnya. Nama Saifullah dan Khofifah juga menjadi bidikan Partai Nasdem. Namun, Nasdem memiliki kecenderungan mendukung Khofifah. Kabar tersebut menguat tatkala Khofifah menemui salah seorang tokoh Nasdem Jatim, Hasan Aminuddin, di kediamannya di Probolinggo setelah adanya dukungan kiai NU terhadap Saifullah. ’’Tidak ada pembicaraan politik. Itu murni kunjungan saja sembari Mensos mampir ke imtihan kakak Pak Hasan,’’ ujar Ketua Bappilu Partai Nasdem Jatim Muzammil Syafi’i kepada Jawa Pos. Menurut dia, Nasdem masih melakukan istikharah politik atau survei apakah mendukung Khofifah atau Saifullah. Yang pasti, sikap Nasdem sesuai arahan Ketua Umum Surya Paloh untuk wajib mendukung bakal calon dari NU. ’’Tapi Nasdem tetap realistis. Artinya, kita hanya memilih (cagub) yang berelektabilitas tinggi,” lanjutnya. Muzammil mengatakan, Nasdem berpendapat bahwa dukungan para kiai NU ke Saifullah harus dikaji mendalam. ’’Harus dipisahkan antara (sikap politik) NU struktural dan kultural,’’ ucapnya. Bagi Nasdem, suara mendukung Saifullah itu dalam konteks kultural. ’’Meskipun banyak dari para kiai tersebut menempati jabatan struktural di NU, penandatanganan (dukungan) itu mereka tidak mengatasnamakan organisasi NU, melainkan pondok pesantren,” terangnya. (jpnn)
  • Bagikan