KOLAKAPOS, Unaaha -- Angka kekerasan terhadap anak di Kabupaten Konawe terus mengalami peningkatan jumlah kasusnya. Berdasarkan data yang dihimpun Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa) Sulawesi Tenggara (Sultra) tercatat di tahun 2017 saja terdapat 35 kasus pelecehan seksual terhadap anak di Kabupaten Konawe.
Hasil tersebut menempatkan Kabupaten Konawe sebagai kabupaten dengan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak tertinggi di sulawesi tenggara.
Dan jika disandingkan dengan data yang di terima Puspa Sultra dari polres Konawe, angkanya jauh lebih tinggi dari data Puspa Sultta. Dimana, data kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak terdapat ratusan kasus yang kini di tangani dan telah di tangani oleh Unit PPA Polres Konawe selama tahu 2017-2018.
Sebagai bentuk keprihatinanya Forum Puspa Sultra menggelar sosialisasi kekerasan terhadap perempuan dan anak di aula kantor Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (BP3A) Konawe, Selasa (6/11)
Pada kesempatan itu, Hasmida, Ketua forum Puspa Sultra, mengajak agar setiap stake holder di konawe untuk bersama-sama memerangi kekerasan terhadap perempuan dan anak, sebab angka kekerasan ini jika di biarkan tanpa ada tindakan dari seluruh elemen masyarakat bisa menjadi masalah akut di kemudian hari.
"Kami juga baru mendapat informasi dari Polres Konawe jika kasus yang diterima rata-rata kekerasan seksual yang berbasis pada anak. Setidaknya dari data Polres sendiri sudah menghampiri dua ratusan kasus kekerasan seksual terhadap anak," Kata Hasmida.
Lanjutnya lagi, kekerasan ini tidak hanya di lakukan oleh orang dewasa saja kepada anak, melainkan pelaku kekerasan anak tersebut juga di lakukan oleh anak yang masih di bawah umur. Sehingga lanjut Hasmida, masalah ini harus segera di sikapi oleh segenap stakeholder dan lemerintah daerah Konawe itu sendiri.
"Artinya, kesadaran tentang undang undang perlindungan anak, serta sosialisasi berbagai bentuk kekerasan di Kabupaten Konawe, masih minim dilakukan pemerintah," Terang Hasmida.
Sementara itu, Kepala Dinas BP3A Konawe, Cici Itaristianti, membenarkan jika angka kekerasan perempuan dan anak marak terjadi di konawe, hal itu kata dia disebabkan oleh faktor ekonomi.
Akan tetapi lanjut Cici, hal ini lantas bukan berarti pemerintah daerah tutup mata akan kasus ini, untuk itu kedepan pemerintah daerah Konawe akan mengsinkronkan program Puspa sultra dengan visi misi Bupati dan wakil bupati konawe akan program kerja yang akan di jalankan, dengan tujuan menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan membuka kegiatan ekonomi kreatif di wilayah Konawe.
" Dari namanya saja puspa ini sudah menarik, bagimana nanti programnya, banyak perempuan yang memilih menjadi pekerja di luar, ini disebabkan karena faktor ekonomi, olehnya itu kami minta program pemda konawe dapat bersinergi dengan program Puspa, " ungkap Cici. (m4/c/hen)